BNI Catat Laba Bersih Rp4,3 Triliun di Kuartal III-2020
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,323 triliun di kuartal III-2020. BNI menegaskanpenurunan ini merupakan bagian dari upaya BNI untuk memperkuat fundamental keuangan bank dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang, yakni dengan melakukan pembentukan pencadangan yang lebih konservatif.
"Laba bersih hingga Kuartal III tahun 2020 sebesar Rp4,32 triliun atau turun 63,9 persen (yoy)," kata Direktur Bisnis Konsumer BNI, Corina Leyla Karnalies dalam paparan kinerja BNI kuartal III-2020, Selasa (27/10).
Corina menjelaskan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio hingga Kuartal III-2020 berada pada level 206,9 persen. Lebih besar dibandingkan Kuartal III-2019 yang sebesar 159,2 persen.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
Rinciannya, hingga akhir September 2020, total aset perusahaan tumbuh 12,5 persen year on year (yoy). Pertumbuhan ini utamanya disumbang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 21,4 persen yoy dari Rp580,9 triliun pada kuartal III-2019, menjadi Rp705,1 triliun pada Kuartal III-2020.
"Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama yang dimaksudkan untuk dapat terus menekan cost of fund," kata dia.
Saat ini, CASA BNI berada pada level 65,4 persen dengan cost of fund 2,86 persen. Membaik 30 bps dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,24 persen.
"DPK tersebut menopang penyaluran kredit BNI yang tumbuh 4,2 persen (yoy,) dari Rp558,7 triliun pada Kuartal III-2019 menjadi Rp582,4 triliun pada Kuartal 3-2020," kata dia.
Selanjutnya
Namun dalam hal ini, Manajemen lebih berfokus pada perbaikan kualitas aset, salah satunya dengan cara melakukan assessment secara komprehensif dan intens untuk memantau debitur-debitur di tengah pandemi ini.
Perseroan mencatat Pendapatan Bunga Bersih pada Kuartal III-2020 tumbuh negatif yaitu -0,8 persen (yoy). "Namun penurunan tersebut dapat diimbangi dengan upaya penurunan beban bunga yang signifikan sebesar -8,0 persen yoy. Sehingga NIM pada Kuartal III-2020 mencapai 4,3 persen," jelas Corina.
Sementara itu, dari sisi pendapatan non bunga (Fee Based Income), BNI mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,2 persen (yoy). Membaik dibandingkan kuartal II-2020 yang tumbuh 3,2 persen.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaKinerja positif Bank Mandiri tidak terlepas dari kontribusi kinerja anak perusahaan.
Baca SelengkapnyaKontribusi terhadap penerimaan negara tersebut berasal dari sumbangan pajak sebesar Rp53,4 triliun dan dividen Rp23,6 triliun.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan oleh Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto bahwa hingga kuartal III-2023 untuk kinerja bank only.
Baca SelengkapnyaDi tengah naiknya risiko ekonomi global, BNI mengambil langkah prudent dengan membangun likuiditas yang kuat.
Baca SelengkapnyaPencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp45,36 triliun pada Kuartal III Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDengan kinerja tersebut, BTN mencatatkan laba bersih sekitar Rp983,8 miliar atau naik sekitar 5,15 persen YoY.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan proyeksi laba perbankan masih dapat tumbuh secara berkelanjutan, terutama setelah adanya kebijakan relaksasi moneter berupa penurunan BI Rate.
Baca Selengkapnya