BNI catat laba bersih semester I 2017 sebesar Rp 6,41 triliun
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih semester I 2017 sebesar Rp 6,41 triliun atau tumbuh sebesar 46,7 persen dibanding laba pada posisi yang sama pada 2016 sebesar Rp 4,37 triliun. Laba ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang sampai akhir paruh pertama 2017 tercatat sebesar 15,4 persen atau mencapai Rp 412,18 triliun.
Direktur Keuangan dan Resiko Kredit, Rico Budidarmo, menuturkan tumbuhnya kredit yang disalurkan BNI terutama ditopang oleh realisasi pembiayaan ke sektor Business Banking pada semua segmen. Mulai dari debitur usaha korporasi dan badan usaha milik negara (BUMN), debitur usaha menengah, hingga debitur usaha kecil.
"Sebesar Rp 296,1 triliun atau 71,8 persen dari total kredit, disalurkan ke Segmen Bisnis Banking, sedangkan sebesar Rp 67,1 triliun atau 16,396 ke segmen Konsumer Banking. Sisanya sebesar 11,9 persen disalurkan melalui kantor-kantor cabang luar negeri dan perusahaan anak," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/8).
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Ke mana BNI salurkan kredit BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
Penyaluran kredit ke debitur usaha korporasi dan BUMN melaju cepat seiring dengan menggeliatnya proyek-proyek infrastruktur dan pertanian. Kredit yang tersalurkan pada proyek infrastruktur terfokus pada proyek jalan tol khususnya di Pulau Jawa yang dilaksanakan oleh BUMN.
"Adapun kredit yang tersalur ke sektor pertanian terfokus pada pengembangan perkebunan oleh perusahaan-perusahaan nasional yang memiliki jaringan bisnis internasional," ujar Rico.
Sampai akhir semester I 2017, total aset BNI mencapai angka Rp 631,74 triliun atau tumbuh Rp 92,6 triliun atau 17,2 persen di atas total aset pada akhir periode yang sama pada 2016 yang tercatat sebesar Rp 539,14 triliun. Pertumbuhan aset BNI terutama ditopang antara lain oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan simpanan dari bank lain.
DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp 463,86 triliun hingga akhir semester 1 2017 atau naik 18,596. Porsi dana murah (CASA) mencapai 60,9 persen dari total DPK pada akhir Juni 2017 dibandingkan posisi yang sama 2016 sebesar 60,4 persen dari total DPK.
"Peningkatan CASA ini dikontribusikan oleh pertumbuhan giro yang berhasil tumbuh sebesar 26,7 persen yoy dan tabungan yang naik 14,5 persen yoy," jelasnya.
Dengan pertumbuhan dana sebesar 18,5 persen BNI berhasil menurunkan biaya dana ke level 3,0 persen dan 3,1 persen pada Juni 2016. Terutama didukung oleh turunnya rata-rata suku bunga deposito berjangka yang menjadi 5,5 persen di Juni 2017 dibandingkan dengan Juni 2016 sebesar 6,0 persen.
Penghimpunan dana murah tidak terlepas dan peningkatan jumlah rekening yang dibuka oleh nasabah individu dari 18,9 juta rekening per Juni 2016 menjadi 27,6 juta rekening per Juni 2017 atau tumbuh 46 persen. Hal Ini berkaitan dengan pembukaan rata-rata 725.000 rekening dana individu setiap bulannya yang tidak lepas dan kontribusi kinerja dan Agen46 BNI atau Branchless Financial Inclusion Services (Laku Pandai) yang merupakan salah satu perangkat bagi BNI dalam meningkatkan jumlah rekening individu BNI mencatat pertumbuhan jumlah Agen46 yang beroperasi dan sebanyak 10.715 Agen46 per akhir semester I tahun 2016 menjadi 54.543 Agen46 pada akhir semester I 2017.
Pembukaan rekening juga terjadi pada nasabah-nasabah baru dari kalangan perusahaan di mana jumlah rekening perusahaan yang dibuka di BNI meningkat sebanyak 63.038 rekening yaitu dari 415.632 rekening pada Juni 2016 menjadi 478.670 rekening pada Juni 2017 atau tumbuh 15,2 persen. Dengan demikian setiap bulan ratarata dibuka sebanyak 5.253 rekening dana perusahaan.
Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang diperoleh BNI hingga paruh pertama 2017 tercatat kenaikan dari Rp 13,91 triliun di Juni 2016 menjadi Rp 15,40 triliun atau naik 10,7 persen sehingga menyebabkan BNI mampu menjaga margin bunga bersih atau NIM di level 5,6 persen.
Pendapatan Non Bunga juga naik sebesar 17,9 persen dari Rp 3,95 triliun pada semester I 2016 menjadi Rp 4,65 triliun pada akhir semester I 2017, terutama didukung oleh kenaikan fee yang berasal dari transaksi trade finance, pengelolaan rekening dan debit card, serta fee yang diperoleh dari bisnis bancassurance.
"Dengan pencapaian indikator-indikator kinerja di atas, BNI mampu mencatat pertumbuhan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 6,41 triliun atau tumbuh 46,7 persen, dimana angka ini lebih tinggi dari sektor perbankan Indonesia yang mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 17,2 persen per Mei 2017 year on year (yoy)," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaPencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaBank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDalam waktu 3 bulan, BCA sudah meraup keuntungan Rp12,9 triliun di awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKontribusi terhadap penerimaan negara tersebut berasal dari sumbangan pajak sebesar Rp53,4 triliun dan dividen Rp23,6 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut mengalami pertumbuhan 12,7 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp24,2 triliun di semester I-2023. Capaian laba ini meningkat sebesar 34,0 persen secara year on year.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca Selengkapnya