BNI prediksi BI kembali naikkan suku bunga acuan 25 bps, ini alasannya
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) diprediksi masih akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis point (bps) menjadi 6 persen di akhir tahun ini. Di mana, pada Oktober, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan pada angka 5,75 persen.
Corporate Secretary and Chief Economist BNI, Ryan Kiryanto, menyebutkan The Fed atau bank sentral Amerika Serikat akan segera menyelenggarakan The Federal Open Market Committee (FOMC) yang merupakan sidang terakhir mereka di tahun ini.
"Hampir pasti menaikkan Fractional flow reserve (FFR). Implikasinya sebagian bank-bank sentral di dunia akan ikut menaikkan suku bunga," kata Ryan dalam sebuah acara diskusi di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Rabu (7/11).
-
Kapan BNI Sekuritas akan merevisi target harga BRI? Bahkan valuasi BBRI disebut menarik akibat adanya tren kenaikan suku bunga sehingga pihaknya akan kembali melakukan reviu.
-
Siapa yang mempertanyakan strategi FDIC? Melalui pertemuan ini, Puteri pun mempertanyakan terkait strategi FDIC dalam memenuhi pengembalian simpanan nasabah di bank gagal, khususnya simpanan nasabah yang melebihi batas penjaminan FDIC sebesar 250 ribu dolar AS per deposan per bank.
-
Kenapa Komisi XI DPR RI mengunjungi kantor FDIC? Melalui pertemuan ini, Puteri pun mempertanyakan terkait strategi FDIC dalam memenuhi pengembalian simpanan nasabah di bank gagal, khususnya simpanan nasabah yang melebihi batas penjaminan FDIC sebesar 250 ribu dolar AS per deposan per bank.
-
Siapa yang memimpin pengendalian inflasi? 'Volatile food ini diperangi melalui TPIP. Nah, kebetulan tim pengendali inflasinya itu ketuanya Menko ekonomi. Wakilnya Gubernur BI.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
"Maka Desember kita lihat ada dua kemungkinan, BI tetap menahan atau menaikkan 25 bps jadi 6 persen untuk suku bunga acuan," ujarnya.
Ryan mengungkapkan, AS terpaksa harus agresif menaikkan suku bunga acuannya untuk meredam inflasi di negara Paman Sam tersebut. "Secara teori, ketika ekonomi suatu negara tumbuh dengan baik biasanya diiringi dengan inflasi di negara itu. Upaya menjinakkan inflasi dengan menaikkan suku bunga sehingga orang-orang yang punya duit tidak berproduksi terus, tapi di simpan di bank," ujarnya.
Ryan menyebutkan, The Fed menggunakan jalur suku bunga untuk mengerem inflasi AS yang sudah berada di angka 2 persen. "2 persen angka keramat di Amerika, tidak boleh melampaui itu. Berbahaya untuk negara Amerika. Maka harus djinakkan dengan suku bunga," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca Selengkapnyaproyeksi penurunan suku bunga ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.
Baca SelengkapnyaProyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaCadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaranĀ 2,5Ā±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaPada bulan November 2024, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level enam persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.
Baca Selengkapnya