BNI raup laba bersih semester I 2017 Rp 6,41 T, tumbuh 46,7 persen
Merdeka.com - Bank Nasional Indonesia (BNI) membukukan laba bersih sebesar Rp 6,41 triliun pada semester I 2017. Keuntungan ini meningkat 46,7 persen dibandingkan laba bersih pada paruh pertama 2016 sebesar Rp 4,37 triliun.
"Dengan demikian, tingkat keuntungan yang diperoleh per lembar sahamnya (EPS) pun meningkat menjadi Rp 344 per lembar saham atau tumbuh 47 persen dibandingkan periode yang sama 2016 sebesar Rp 234," ungkap Direktur Bisnis Konsumer BNI, Anggoro Eko Cahyo, di Kantor Pusat BNI, Jakarta Pusat, Selasa (12/7).
Anggoro menjelaskan, laba bersih tersebut disumbang oleh Nett Interest Income (NII) sebesar Rp 15,40 triliun atau tumbuh 10,7 persen (yoy) terhadap semester I 2016. Serta, Pendapatan Non Bunga sebesar Rp 4,65 triliun atau tumbuh 17,9 persen (yoy) dari semester I 2016.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Kenapa saham BRI naik 61,5 kali lipat? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana BNI meningkatkan kepemilikan publik? BNI kembali menerbitkan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas pada 2010. Hal tersebut membuat kepemilikan publik meningkat menjadi 40%
"Pertumbuhan NII merupakan hasil dari penyaluran kredit yang terus meningkat, sedangkan pertumbuhan Pendapatan Non Bunga ditopang oleh peningkatan Fee Based Income (FBI) yang tumbuh sebesar 17,9 persen year on year (yoy)," kata dia.
Pertumbuhan laba bersih ini, menurutnya, menjadi faktor utama tumbuhnya Return on Equity (ROE) sebesar 15,6 persen (yoy) atau meningkat dibanding semester I 2016 yang tercatat sebesar 12,6 persen (yoy). "Ini sekaligus mencerminkan peningkatan efektifitas permodalan BNI dalam menciptakan laba," tuturnya.
Adapun pencapaian NII, lanjutnya, juga didukung strategi perbaikan suku bunga di seluruh segmen kredit, dan telah mendukung net interest margin (NIM) tetap terjaga pada level 5,6 persen.
Menurunnya Cost of Fund ke 3 persen pada semester I 2017 dari sebelumnya 3,1 persen pada semester I 2016 juga menjadi faktor pembentuk NIM tersebut.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaKontribusi terhadap penerimaan negara tersebut berasal dari sumbangan pajak sebesar Rp53,4 triliun dan dividen Rp23,6 triliun.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaPencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaBank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaCapaian tersebut tumbuh 15 persen (yoy) dibandingkan dengan perolehan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Baca SelengkapnyaPendapatan laba perseroan juga ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang positif.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut mengalami pertumbuhan 12,7 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023, BSI membukukan laba bersih senilai Rp5,70 triliun atau tumbuh 33,88 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya