BNI salurkan kredit Rp 457,81 triliun di semester 1-2018
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia atau BNI tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 457,81 triliun di semester 1-2018. Angka ini naik Rp 45,6 triliun atau sebesar 11,1 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp 412,18 triliun.
Direktur Bisnis Ritel Bank BNI, Tambok PS Simanjuntak mengatakan, pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kredit korporasi swasta yang meningkat 11,6 persen (yoy), terutama dikontribusi oleh industri manufaktur, transportasi, dan komunikasi, konstruksi, dan perdagangan. Adapun kredit kepada BUMN tumbuh 8,6 persen (yoy).
"Kredit segmen kecil juga mencatatkan pertumbuhan yang baik yaitu 14 persen (yoy). Sementara untuk kredit segmen medium, BNI menjaga pada pertumbuhan yaitu 8,5 persen (yoy)," kata Tambok di kantornya, Rabu (18/7).
-
Bagaimana BNI menjamin kualitas kredit? Hal ini berdampak baik pada penjagaan kualitas kredit BNI khususnya yang masih terus menjaga keseimbangan pada pertumbuhan kredit dan implementasi prinsip kehati-hatian.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
Dia menyebutkan bahwa payroll loan masih menjadi prioritas BNI dalam menumbuhkan segmen konsumer. Di mana pada semester pertama 2018, payroll loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 50,8 persen (yoy).
Sementara itu, pada semester I tahun 2018, kartu kredit dan BNI Griya (Kredit Pemilikan Properti) juga mencatatkan pertumbuhan yang membaik, masing-masing sebesar 5,5 persen dan 8,2 persen (yoy).
"Untuk mendukung ekspansi kredit, pada semester I tahun 2018, DPK (Dana Pihak Ketiga) tercatat tumbuh sebesar 13,5 persen, yaitu dari Rp 463,86 triliun pada Semester I tahun 2017 menjadi Rp 526,48 triliun pada semester I Tahun 2018. Dengan komposisi rasio dana murah atau CASA mencapai 63,8 persen," ujarnya.
Sementara itu, dalam upaya menghimpun dana murah, BNI terus meningkatkan hubungan baik dengan institusi-institusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pemerintah, serta mengembangkan layanan digital banking. Keberhasilan dalam upaya ini dapat dibuktikan dengan penambahan jumlah rekening sebesar kurang lebih 11,1 juta dari 27,9 juta rekening pada Semester I tahun 2017 menjadi 39,0 juta rekening pada Semester I tahun 2018.
"Cost of fund membaik menjadi 2,8 persen, di mana sebelumnya sepanjang tahun 2017 berada pada level 3 persen. Penurunan cost of fund ini selain disebabkan oleh pertumbuhan dana murah, juga dikontribusi oleh strategi penurunan suku bunga deposito sebesar kurang lebih 46 basis poin sejak awal tahun 2018." (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut mengalami pertumbuhan 12,7 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaPencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaPada kuartal II-2024 BRI Grup berhasil cetak laba bersih Rp29,9 triliun.
Baca SelengkapnyaDirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso pada press conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2024 di Jakarta (30/10).
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso pada pemaparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan II 2023 pada Rabu (30/8).
Baca Selengkapnya