BNI Salurkan Kredit Rp549 Triliun di Semester 1-2019
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) mencatat penyaluran kredit sebesar Rp549,23 triliun pada Semester I-2019. Angka tersebut tumbuh 20 persen secara year on year (yoy) yaitu dari Rp457,81 triliun pada Semester I-2018.
"Realisasi kredit tersebut menunjukkan fungsi intermediasi yang dijalankan BNI berjalan secara optimal dan seiring dengan upaya pemerintah yang terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global," kata Direktur Keuangan BNI, Anggoro Eko Cahyo dalam acara Paparan Kinerja Semester I, di kantornya, Selasa (23/7).
Pertumbuhan kredit BNI didorong oleh pembiayaan pada korporasi yang mencapai 51,9 persen dari total portfolio kredit BNI. "Dengan fokus pembiayaan pada sektor-sektor unggulan yang memiliki risiko relatif rendah, terutama ke sektor manufaktur, perdagangan, restoran dan hotel, serta jasa dunia usaha," ujarnya.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Ke mana BNI salurkan kredit BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog.
-
Bagaimana BNI meningkatkan kepemilikan publik? BNI kembali menerbitkan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas pada 2010. Hal tersebut membuat kepemilikan publik meningkat menjadi 40%
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
Dia melanjutkan, hal ini juga sejalan dengan strategi yang telah ditetapkan BNI, yaitu menjaga komposisi kredit korporasi dalam kisaran 50 persen hingga 55 persen dari total kredit. "Kredit korporasi BNI tersalurkan pada korporasi swasta dan BUMN, yang masing-masing tumbuh 27,8 persen yoy dan 24,9 persen yoy," ujarnya.
Sementara itu, kredit yang dialirkan pada segmen usaha kecil pun mencatatkan pertumbuhan sebesar 21,5 persen (yoy), termasuk di dalamnya adalah penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menjadi program utama pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Sementara untuk kredit segmen menengah tetap dijaga pertumbuhannya yang moderat yaitu sebesar 7,6 persen (yoy)," tambahnya.
Pada segmen konsumer, Kredit Tanpa Agunan berbasis payroll masih menjadi kontributor utama pertumbuhan yaitu sebesar 12,8 persen (yoy). Sementara untuk mortgage dan credit card masih mencatatkan pertumbuhannya itu masing-masing sebesar 8,9 persen dan 4 persen (yoy).
"Penyaluran Kredit BNI yang solid ditopang oleh kemampuan BNI untuk menjaga likuiditas di tengah kondisi pasar keuangan yang ketat, di mana Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13 persen secara yoy dari Rp526,48 triliun pada Semester I-2018 menjadi Rp595,07 triliun pada Semester I 2019. BNI juga mampu menjaga rasio dana murah yang ditunjukkan dari komposisi CASA yang mencapai 64,6 persen dari total DPK," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut mengalami pertumbuhan 12,7 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPada kuartal II-2024 BRI Grup berhasil cetak laba bersih Rp29,9 triliun.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaKontribusi terhadap penerimaan negara tersebut berasal dari sumbangan pajak sebesar Rp53,4 triliun dan dividen Rp23,6 triliun.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBNI memberikan opsi terbaik bagi milenial untuk memiliki rumah idaman dengan akses transportasi memadai.
Baca Selengkapnya