Boediono sebut ekonomi RI punya 2 tantangan
Merdeka.com - Mantan Wakil Presiden RI Boediono menilai saat ini Indonesia memiliki dua tantangan yang besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Keduanya antara lain soal ketidakpastian politik serta keamanan global dan perkembangan teknologi yang belum maju.
Apabila kedua tantangan tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan gejolak.
"Lingkungan yang tidak pasti dan waktu ke waktu akan timbul letupan. Karena sudah era globalisasi letupan pojok, sudut, dampaknya ada pada kita. Interkoneksi negara ekonomi begitu berat kita harus waspada," ujar Boediono di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (22/8).
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Apa tips keuangan untuk menghadapi krisis? Penting bagi individu dan keluarga untuk mempertimbangkan beberapa tips mengelola keuangan sebagai langkah pro-aktif agar keuangan tetap terjaga.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
Boediono menyadari, perkembangan teknologi akan mengganggu sistem yang lama atau tradisional termasuk sistem pembayaran (payment) dan penyelesaian (settlement). Namun, dia menyakini BI memiliki kendali untuk mengontrol perkembangan teknologi tersebut.
"Bank sentral mempunyai kendali bank-bank ini memiliki cara dengan tradisional tapi ini akan berubah cepat. Siap-siap saja. Karena payment tidak lagi satu tapi multiple yang berjalan sama-sama karena kemajuan akan membawa komplikasi dalam melaksanakan kebijakan moneter harus disiapkan. Riil sektor harus siap juga," tandasnya.
Kedua tantangan tersebut untuk mengantisipasi terulangnya krisis keuangan, BI pun diminta harus berada di garis paling depan sebagai pengambilan kebijakan. Berkaca pada krisis 1997-1998, BI mesti memberikan respon paling awal dan mengantisipasi adanya dampak berkelanjutan.
"Kalau ini salah, dampak panjang dan koreksi panjang yang terjadi 1997-1998 first respon kurang pas. Dua bulan berlalu keadaan makin buruk," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaDirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaSelanjutnya, ada aspek daya beli masyarakat yang terus menerus menurun dari waktu ke waktu. Menurutnya, ini ada pengaruh dari ketatnya kebijakan fiskal.
Baca SelengkapnyaAda beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya ialah potensi melebarnya defisit APBN 2025 akibat terbatasnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca SelengkapnyaTransaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2025, masyarakat diprediksi akan menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang signifikan.
Baca Selengkapnya