Boediono: Utang Indonesia jangan sampai lebih dari 60 persen
Merdeka.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Boediono meminta agar pemerintah saat ini bisa mengelola keuangan sesuai dengan rambu-rambu. Salah satunya, dalam menjaga utang negara tetap terkendali demi keseimbangan perekonomian nasional.
"Utang jadi penyebab timbulnya gejolak. Karena kalau banyak tidak bisa dibayar, ramai. Dan ini rambunya ada di UU Keuangan Negara, jangan sampai utang lebih dari 60 persen," kata Boediono di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/11).
Dia menilai, hal ini sangat penting dilakukan mengingat pemerintah sangat mudah mendapatkan pinjaman dari pasar keuangan dunia. Sehingga, resiko terjadinya gejolak ekonomi sangat besar jika pemerintah tidak bisa mengendalikan utang negara.
-
Kenapa Bank Pemerintah penting? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Kenapa Indonesia menuntut pendanaan negara maju? Oleh karena itu, Legislator asal Bali ini mengatakan Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta ini menjadi momentum bagi Indonesia sebagai paru-paru dunia dan ASEAN untuk menagih komitmen negara maju terhadap pendanaan atasi perubahan iklim.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kenapa negara-negara takut dengan bunga pinjaman? Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
Sementara di masa lalu, khususnya pada saat krisis keuangan, pemerintah sangat sulit mendapatkan pinjaman hanya untuk menutupi kekurangan anggaran. Sebab, pasar keuangan dunia meragukan keberlanjutan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Masalah yang utama pada tahun 2001, dari pelaku dalam negeri dan luar negeri di pasar keuangan adalah mereka mempertanyakan dengan beban utang yang besar, lalu sustainability dari APBN-nya bagaimana?" imbuhnya.
Mantan Menteri Keuangan periode 2001-2004 ini juga mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang stabil saat ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Sebab, dengan stabilnya pertumbuhan ekonomi, maka akan sangat mudah pemerintah mendapatkan utang.
"Dulu pertumbuhan ekonomi kita rendah, jadi pasar keuangan dunia sulit memberikan kita pinjaman. Semoga dengan perekonomian kita saat ini, utang tetap bisa kita jaga," pungkas Boediono.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika dibandingkan dengan posisi akhir bulan Mei 2023, mengalami kenaikan Rp17,68 triliun.
Baca SelengkapnyaMayoritas utang pemerintah per Juni 2024 didominasi oleh SBN sebesar 87,85 persen, sedangkan sisanya adalah pinjaman sebesar 12,15 persen.
Baca Selengkapnya"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan Kementerian Keuangan mengenai utang baru Rp600 triliun.
Baca SelengkapnyaRasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaMenurut Luhut, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai tanpa perlu mengorbankan keberlanjutan fiskal.
Baca SelengkapnyaBatas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus beralih ke sumber pembiayaan lain sebagai langkah diversifikasi.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengakui manajemen utang perlu dilakukan dengan hati-hati.
Baca Selengkapnya