Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos Apindo kesal pemerintah terus tersandera subsidi

Bos Apindo kesal pemerintah terus tersandera subsidi SPBU. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Keuangan negara tersandera besarnya subsidi energi untuk BBM dan listrik. Besarnya subsidi membuat pemerintah tidak bisa bergerak membangun infrastruktur mengejar pembangunan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi sangat menyayangkan besarnya anggaran subsidi tersebut. Dampaknya, sudah 15 tahun pemerintah tidak bisa membangun infrastruktur baru. Bahkan tahun ini, anggaran infrastruktur harus dipotong lagi demi subsidi.

"Sudah 15 tahun tidak ada pembangunan infrastruktur, mau memelihara saja sudah tidak ada budget. Sekarang sudah di cut 43 persen. Saya takut tahun depan untuk bayar gaji PNS pun harus utang," ucap Sofjan di Hotel Le-Meredien, Jakarta, Kamis (18/6).

Sofjan meminta kepada pemerintah selanjutnya agar tegas menghadapi ini. Siapapun nanti presidennya entah Jokowi ataupun Prabowo harus memanfaatkan bonus demografi Indonesia demi mendapat nilai tambah perekonomian.

"Yang pusingkan kita, kita tidak peduli siapa yang menang. Pokoknya bonus demografi kalau tidak dimanfaatkan akan jadi penyakit," tegasnya.

Pemerintah selanjutnya juga diminta fokus membangun infrastruktur. Hal pertama harus dilakukan adalah memperbaiki kepastian hukum di Indonesia. Pembangunan infrastruktur saat ini terkendala banyaknya tumpang tindih aturan di Indonesia.

"UU kita peraturan kita banyak bertentangan overlapping yang kemudian dipakai birokrasi dan mengganggu kita. Ini harus diselesaikan. Jangan birokrasi menghambat pertumbuhan. Kepastian hukum investasi jangka panjang. Ini paling utama dipikirkan," tambahnya.

Selain itu, presiden selanjutnya juga harus memperjelas konsep otonomi daerah. Sofjan menyebut konsep otonomi daerah saat ini tidak menjelaskan tugas antara gubernur, pemerintah pusat, bupati dan lain sebagainya.

"Lebih banyak bupati masuk penjara sekarang ini karena UU banyak dan takut ambil keputusan. Harus diperjelas kunci dan tanggung jawab masing masing," tutupnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah

Rasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.

Baca Selengkapnya
VIDEO: PDIP Kritik Nota Keuangan Jokowi, Beban Gaji PNS Era Prabowo Naik Bansos Turun
VIDEO: PDIP Kritik Nota Keuangan Jokowi, Beban Gaji PNS Era Prabowo Naik Bansos Turun

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengkritik postur belanja negara era Prabowo Subianto yang disusun oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo

Baca Selengkapnya
Apindo Keluhkan Kenaikan PPN 12 Persen Bersamaan dengan UMP, Sektor Industri Padat Karya Terpukul
Apindo Keluhkan Kenaikan PPN 12 Persen Bersamaan dengan UMP, Sektor Industri Padat Karya Terpukul

Banyak perusahaan di sektor industri padat karya melakukan pemutusan hubungan kerja.

Baca Selengkapnya
Alokasi Subsidi dan Kompensasi Tembus Rp525 Triliun di RAPBN 2025, Digunakan untuk Subsidi Solar Hingga Bunga KUR
Alokasi Subsidi dan Kompensasi Tembus Rp525 Triliun di RAPBN 2025, Digunakan untuk Subsidi Solar Hingga Bunga KUR

Pemerintah akan terus memberikan subsidi untuk LPG 3 Kg, solar, minyak tanah, dan listrik, khususnya untuk rumah tangga miskin dan rentan.

Baca Selengkapnya
Prabowo Dikabarkan Bakal Naikkan Rasio Utang, Apindo: Negara Tidak Boleh Gagal Bayar Utang
Prabowo Dikabarkan Bakal Naikkan Rasio Utang, Apindo: Negara Tidak Boleh Gagal Bayar Utang

Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah pada Mei 2024 sudah mencapai Rp8.353,02 triliun.

Baca Selengkapnya
FOTO: Polemik Potong Gaji untuk Tapera, Nambah Lagi Beban Hidup Para Pekerja
FOTO: Polemik Potong Gaji untuk Tapera, Nambah Lagi Beban Hidup Para Pekerja

Kebijakan pemotongan gaji untuk iuran Tapera dari ini menuai kritik publik karena semakin menambah beban hidup pekerja di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.

Baca Selengkapnya
Tapera Potong Gaji, Nambah Lagi Beban Hidup Masyarakat
Tapera Potong Gaji, Nambah Lagi Beban Hidup Masyarakat

Aturan Tapera terbaru semakin menambah beban baru bagi pemberi kerja maupun pekerja

Baca Selengkapnya
Anak Buah Sri Mulyani: Kenaikan PPN 12 Persen Tetap Berlaku 1 Januari 2025
Anak Buah Sri Mulyani: Kenaikan PPN 12 Persen Tetap Berlaku 1 Januari 2025

Dalam kenaikan PPN ini, pemerintah memberikan pengecualian kepada masyarakat miskin, kesehatan, hingga pendidikan.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar

Menurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.

Baca Selengkapnya
Bahaya PPN 12 Persen: Masyarakat Kelas Menengah Makin Terhimpit
Bahaya PPN 12 Persen: Masyarakat Kelas Menengah Makin Terhimpit

Kebijakan PPN 12 persen mengancam masyarakat kelas menengah.

Baca Selengkapnya
Ekonom: Kenaikan Gaji PNS Lebih Tinggi dari Pertumbuhan Ekonomi, Bisa Picu Kesenjangan Sosial
Ekonom: Kenaikan Gaji PNS Lebih Tinggi dari Pertumbuhan Ekonomi, Bisa Picu Kesenjangan Sosial

Tak hanya ke PNS,  pemerintah diminta untuk menaruh perhatian yang sama terhadap pekerja swasta hingga pelaku UMKM.

Baca Selengkapnya
TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista
TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista

TKN Prabowo-Gibran menilai kritik PDI Perjuangan sebagai nalar yang salah dan bisa berdampak negatif kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya