Bos bank BUMN minta BI tak latah ikut naikkan suku bunga acuan
Merdeka.com - Bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) secara resmi menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dari 0,25 persen menjadi 0,50 persen. Kenaikan suku bunga The Fed ini merupakan yang pertama dalam kurun waktu hampir satu dekade.
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Asmawi Syam meminta Bank Indonesia tidak turut menaikkan suku bunga acuan (BI Rate), yang saat ini sebesar 7,5 persen.
"Sebenarnya kita melihat dengan kenaikan The Fed sudah mengantisipasi sudah lama mau naik atau tidak, tapi kan sudah melakukan persiapan sudah artinya sudah siap menghadapi kondisi kenaikan itu. Kalau perbankan bagaimana kebijakan BI Rate, tetap saja seperti yang ada sekarang," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (17/12).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Kenapa kinerja intermediasi perbankan tetap baik? Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp 7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy.
-
Bagaimana cara Bank Pemerintah mengelola keuangan negara? Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
-
Bagaimana BRI menjaga kinerja berkelanjutan? Pedoman itu menjadi perhatian utama BRI dalam menjaga kinerja berkelanjutan dari Insan BRILiaN (pekerja BRI) dan mendorong iklim kerja yang lebih produktif.
Menurutnya, perseroan sudah menyiapkan langkah-langkah strategis apabila suku bunga AS turut menekan likuiditas perbankan dalam negeri. "Persiapan kami perbankan terkait dana pihak ketiga, jadi spekulasi tidak ada lagi, akhirnya ada kepastian sekarang tinggal bekerja menyesuaikan kebijakan suku bunga," jelas dia.
Kendati demikian, pihaknya menyakini Bank Indonesia sudah memiliki antisipasi jangka panjang untuk menekan dampak naiknya suku bunga AS tersebut.
"Bank Indonesia, pasti penuh pertimbangan kita soal likuiditas lalu pertumbuhan, lalu infrastruktur lalu kesiapan pasar global, bagi saya terpenting melihat kondisi pasar terutama komoditi kita yang langsung berdampak. Kalau dunia akan membaik fund rate akan berdampak pada dunia termasuk Indonesia jangan melihat parsial, dampaknya kan global kalau justru memperbaiki negara maju artinya permintaan mereka meningkat, artinya ekspor bisa bangkit," ungkapnya.
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi langkah The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,50 persen. Namun, dirinya berharap Bank Indonesia tidak juga menaikkan suku bunga acuannya.
"Udah di price sama market, BI Rate tidak naik jadinya," jelas budi. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaPerry menjelaskan keputusan ini diambil agar tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk untuk menjaga stabilitas.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca Selengkapnya