Bos Bappenas Beberkan Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI Merosot ke 5 Persen
Merdeka.com - Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan ekonomi agar terus meningkat. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 5 tahun terakhir berada di kisaran 5 persen. Angka ini lebih menurun dari 5 tahun sebelumnya yang bisa mencapai 6 persen.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, ada unsur harga komoditas atau booming harga komoditas di periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang membuat perekonomian tumbuh tinggi.
"Ketika kabinet ini dimulai kita tahu bahwa booming harga komoditas sudah berakhir dan akibatnya kiat tumbuh di seputaran 5 persen yang mungkin dianggap lebih rendah," kata Bambang di Jakarta, Kamis (3/10).
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Bagaimana Kemendag mengontrol harga barang kebutuhan pokok? Kementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023, yakni pihaknya rutin melakukan kunjungan ke pasar-pasar di tanah air untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
Seperti diketahui, pada periode 1968-1979, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada saat itu mencapai sekitar 7,5 persen. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh komoditas minyak dan gas. Bahkan pada masa itu, Indonesia sempat dijuluki raja minyak dengan kapasitas produksi mencapai di atas 1 juta per barel per hari.
Setelah melewati puncak kejayaannya, perlahan harga minyak mulai turun yang kemudian membuat ekonomi Indonesia melakukan penyesuaian. Sejak periode 1980-1996 pemerintah memutar otak dengan tidak mengandalkan minyak sebagai tumpuan, akan tetapi juga mengarah pada SDA lain seperti kayu dan manufaktur.
Semakin ke sini justru Indonesia kembali pada kebiasaan lama yakni bertumpu pada komoditas. Sebab ketika ekonomi bergantung pada sawit dan batu bara hasilnya rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2000-2018 hanya 5,3 persen.
Meski mengalami penurunan, dia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah termasuk tinggi untuk ekonomi sebesar Indonesia. "Di bawah negara seperti China dan India namun, di atas dari banyak negara lainnya," imbuhnya.
Di lain sisi, inflasi Indonesia menjadi salah satu pencapaian yang cukup berhasil. Dia menjelaskan, inflasi selama 5 tahun ini berada di kisaran 3-4 persen. Hal ini menunjukkan pemerintah mampu menjaga stabilitas inflasi di tingkat rendah untuk pertahankan daya beli masyarakat.
"Demikian tingkat kemiskinan, yang berhasil diturunkan sampai single digit. Mulai tahun 2018, setelah sebelumnya selalu 2 digit bahkan agak jauh di atas 10 persen. Data terakhir menunjukkan tahun ini kemungkinan kita bisa menurunkan tingkat kemiskinan ke seputaran 9,2 persen pada akhir tahun," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaMacetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, pada tahun 1999 setelah krisis finansial Asia Indonesia mengalami pernah deflasi selama 7 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca Selengkapnya