Bos BCA optimis penyaluran kredit tumbuh 10 persen tahun ini
Merdeka.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja optimis bisa mencapai target pertumbuhan kredit hingga 10 persen di akhir 2017.
"Kita harapkan akhir tahun bisa mencapai 9,5 persen 10 persen lah," kata Jahja, di kantornya, Senin (11/12).
Jahja mengungkapkan, angka pertumbuhan kredit tersebut sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) BCA dan sesuai dengan yang diprediksikan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu sekitar 8-10 persen.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Apa target pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy.
-
Kenapa BRI optimis bisa capai target? “Alhamdulillah saat ini sudah jauh berkurang. Posisi Juni 2023 tinggal sekitar Rp83,2 triliun atau sekitar 7,64% dari total kredit BRI. Jadi setiap bulan kami turun antara Rp3 triliun sampai Rp5 triliun. Mudah-mudahan sisanya ini bisa kami kelola hingga akhir tahun ini terus menurun. Kami harapkan porsi tersebut dapat terus turun hingga rasio Loan at Risk (LAR) BRI bisa kembali dari 15,1% di Juni ini ke single digit. Mungkin akan kami dapat di akhir tahun depan atau tahun 2025,“ ujarnya penuh optimisme
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Bagaimana BRI mendukung pertumbuhan ekonomi? Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas.
-
Mengapa BRI optimis dengan kinerjanya? Meskipun demikian, Sunarso tetap optimistis dengan kinerja BRI ke depan dan akan lebih fokus terhadap tantangan domestik.
Jahja mengungkapkan, salah satu faktor penggenjot pertumbuhan kredit berasal dari kontribusi di segmen korporasi. "Didorong korporasi. Kalau ritel dan SME (small-to-medium enterprise) biasa saja. Kalau korporasi banyak kebutuhan," ujarnya.
Selain itu, kontribusi terbesar kredit berasal dari sektor infrastruktur. Hal ini menyusul adanya program pemerintah yang saat ini tengah giat mempercepat proses pembangunan infrastruktur.
"Terutama infrastruktur dikejar. Misalnya light rail transit (LRT) itu aja berapa triliun kan. Banyak yang dikejar, saya lupa. Sebelum akhir tahun akan ada penarikan."
Sebagai informasi, sampai kuartal III-2017, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 440 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan hingga 13,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 386,2 triliun.
Adapun, peningkatan kredit ini didorong segmen korporasi dan konsumer. Kredit korporasi berkontribusi sebesar Rp 161,5 triliun atau tumbuh 21,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRI optimis bisa tumbuh berkualitas dengan berbekal fundamental kuat serta kinerja positif selama ini.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaDari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga.
Baca SelengkapnyaDalam waktu 3 bulan, BCA sudah meraup keuntungan Rp12,9 triliun di awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
Baca SelengkapnyaKredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Baca SelengkapnyaHingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
Baca SelengkapnyaPT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp24,2 triliun di semester I-2023. Capaian laba ini meningkat sebesar 34,0 persen secara year on year.
Baca SelengkapnyaJahja menyebut, torehan laba BCA ditopang oleh peningkatan total kredit yang tumbuh sebesar 14,5 persen secara tahunan (YoY).
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga acuan memberikan angin segar bagi dunia perbankan karena biaya pinjaman bagi perusahaan dan individu menjadi lebih murah.
Baca SelengkapnyaSecara prinsip, OJK mendukung sepenuhnya setiap upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan hal tersebut pihaknya menambahkan pengaturan mengenai Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca Selengkapnya