Bos BCA: UMKM Masih Kalah Saing dengan Importir di Pasar Digital
Merdeka.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA, Jahja Setiaatmadja mencermati lambatnya pelaku UMKM untuk bisa bersaing di pasar digital.
Menurut dia, UMKM masih jauh tertinggal dibanding pedagang (merchant) importir yang tak mau ambil pusing dalam menjual barang.
Merujuk pada data, Jahja mengatakan, indeks penjualan ritel lokal saat ini memang relatif naik. Namun itu masih jauh dibandingkan dengan impor barang konsumsi yang dilakukan pedagang digital.
-
Dimana transaksi produk lokal Shopee mengalami peningkatan tertinggi? 'Para UMKM dan brand lokal yang berdomisili di daerah-daerah seperti Kabupaten Klaten, Pandeglang, dan Mojokerto termasuk ke dalam daerah dengan peningkatan transaksi tertinggi di tahun ini.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
"Di sini kita lihat barang konsumsi meningkat tinggi, ini kemungkinan besar adalah mixture impor barang-barang yang dijual melalui online," ujar dia dalam sesi webinar, Selasa (6/7).
Dalam hal ini, Jahja tidak ingin menyalahkan platform online yang punya angka penjualan barang lebih besar. Pasar digital disebutnya hanya jadi wajah para merchant untuk menjual produk-produknya.
"Tapi kalau kita lihat, kebanyakan merchant di online itu yang mau gampang, mereka ambil barang dari luar negeri, impor, lalu mereka jual di ritel," sebut Jahja.
UMKM Harus Melek Digital
Jahja berkesimpulan, pelaku UMKM seharusnya bisa dididik untuk lebih bisa melek digital. Sebab, dari data terbaru yang dibacakannya, baru sekitar 23 persen pelaku UMKM yang bisa menempatkan produk jualannya tepat sasaran di pasar e-commerce.
"Karena kalau kita lihat bahwa ini adalah kunci untuk para pengusaha keluar dari lingkaran setan mobilitas yang terhambat. Kalau mereka hanya menunggu di toko yang ada jam operasinya, dan orang segan keluar rumah, gimana mereka mau jualan? Satu-satunya jalan adalah dengan onboarding produk-produk mereka (di pasar digital)," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada arus barang impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah dan produk lokal tak bisa bersaing secara harga.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaAlhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaAda selisih sebesar USD2,94 miliar atau sekitar Rp43 triliun ini menunjukkan adanya impor yang tidak tercatat oleh BPS.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa ekspansi bisnis UMKM yang mulai membaik ditopang oleh empat faktor utama.
Baca SelengkapnyaPadahal perkembangan teknologi di ibu kota jauh lebih cepat
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan pertumbuhan bisnis UMKM ini didorong oleh sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaPasalnya, harga barang impor yang dijual social commerce jauh lebih murah ketimbang produksi UMKM lokal.
Baca SelengkapnyaPelaku UMKM yang berdagang di TikTok Shop mayoritas hanyalah pengecer (reseller) dari barang yang diproduksi dari China.
Baca Selengkapnya