Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos BEI bantah daya beli turun, hanya perubahan pola konsumsi

Bos BEI bantah daya beli turun, hanya perubahan pola konsumsi Dirut BEI Tito Sulistio. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio membantah adanya penurunan daya beli masyarakat. Menurutnya, yang terjadi saat ini adalah perubahan pola konsumsi masyarakat.

Dia mencontohkan, ada sekitar 4,6 juta orang yang berbelanja melalui aplikasi GO-JEK, salah satunya membeli makanan. Sayangnya, makanan tersebut dibeli dari UMKM yang tidak terlacak oleh Ditjen Pajak, sehingga aktivitas pembelian tersebut tidak tercatat.

"Ada 4,6 juta orang yang menggunakan GO-JEK. Tapi apa yang dia pakai, mereka belanja martabak, makanan dari pedagang yang tidak bayar pajak. Artinya (pembelian) tidak dicatat," kara Tito di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (14/8).

Selain itu, masuknya perusahaan raksasa ke daerah-daerah juga memengaruhi daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Di mana masyarakat akan lebih tertarik untuk berbelanja di perusahaan raksasa tersebut dari pada membeli di UMKM.

Dengan adanya perubahan gaya hidup ini, maka daya beli akan lebih mengarah pada barang-barang mewah. Sehingga ekonomi masyarakat kelas menengah ke atas meningkat, sedangkan ekonomi masyarakat kelas menengah ke bawah menurun.

"Dulu satu keluarga beli ayam Rp 40.000 bisa makan satu keluarga. Tapi sekarang Rp 40.000 hanya bisa untuk makan satu orang. Ini yang justru membuat ekonomi kelas menengah ke bawah menurun karena orang-orang lebih memilih membeli makanan siap saji," imbuhnya.

Oleh karena itu, lanjut Tito, perubahan pola konsumsi ini yang harus menjadi perhatian pemerintah. Sebab, jika hal ini tidak dikontrol, maka perekonomian hanya bergerak di kalangan menengah ke atas, sedangkan perekonomian di kalangan menengah ke bawah akan terus anjlok.

"Saya juga bingung kenapa franchise besar-besar itu bisa masuk ke tingkat II. Padahal dulu tidak boleh. Spending barang consumerism di tingkat II itu tersupport oleh gencarnya promosi dan izin yang diberikan. Mencegah consumerism itu yang negara harus hadir," jelas Tito.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daya Beli Kelas Menengah Terseok-seok, Gaji Habis Buat Beli Makan
Daya Beli Kelas Menengah Terseok-seok, Gaji Habis Buat Beli Makan

Erosi daya beli masyarakat kelas menengah ini tercermin dari peningkatan porsi pengeluaran untuk makanan.

Baca Selengkapnya
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak

Teten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.

Baca Selengkapnya
90 Persen Barang di E-Commerce Produk Impor, Jokowi: Baju Cuma Dijual Rp5.000
90 Persen Barang di E-Commerce Produk Impor, Jokowi: Baju Cuma Dijual Rp5.000

Jokowi meminta masyarakat sadar masalah ini berbahaya.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Biang Kerok Sepinya Pasar Tanah Abang
Ternyata Ini Biang Kerok Sepinya Pasar Tanah Abang

Sepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya
Daya Beli Masyarakat Turun, Menko Airlangga Banggakan Program PKH dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Daya Beli Masyarakat Turun, Menko Airlangga Banggakan Program PKH dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Airlangga menuturkan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang terdaftar melalui Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan angka yang terlalu rendah.

Baca Selengkapnya
Daya Beli Masyarakat Anjlok, Produsen Makanan Minta Pemerintah Kembali Salurkan BLT
Daya Beli Masyarakat Anjlok, Produsen Makanan Minta Pemerintah Kembali Salurkan BLT

BPS mencatat jumlah kelas menengah pada tahun 2019 mencapai 57,33 juta orang.

Baca Selengkapnya
Kaget Omzet Tukang Cireng Rp650.000 per Hari, Jokowi: Tinggi Banget!
Kaget Omzet Tukang Cireng Rp650.000 per Hari, Jokowi: Tinggi Banget!

Jokowi silaturahmi dengan nasabah Permodalan Nasional Mardani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar)

Baca Selengkapnya
Benarkah Penyaluran Bansos Pangan Buat Stok Beras Langka? Dirut Bulog Beri Penjelasan Begini
Benarkah Penyaluran Bansos Pangan Buat Stok Beras Langka? Dirut Bulog Beri Penjelasan Begini

Bayu menegaskan tidak ada alasan bansos pangan menyebabkan stok beras di ritel modern menjadi lebih sulit.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Bantah Program Bansos Beras Jadi Pemicu Kenaikan Harga Beras
Dirut Bulog Bantah Program Bansos Beras Jadi Pemicu Kenaikan Harga Beras

Mengingat program ini hanya ditujukan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdata di Kementerian Sosial.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jusuf Kalla Tanggapi Heboh Jokowi Dipertanyakan Tak Bisa Kerja
VIDEO: Jusuf Kalla Tanggapi Heboh Jokowi Dipertanyakan Tak Bisa Kerja

Menurut Jusuf Kalla, tidak semua orang bisa blusukan seperti Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Deflasi Lima Bulan Berturut-turut Tak Berkaitan dengan Pelemahan Daya Beli Masyarakat
Pemerintah Klaim Deflasi Lima Bulan Berturut-turut Tak Berkaitan dengan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen inti mengalami inflasi 0,16 persen dengan andil 0,10 persen.

Baca Selengkapnya
Kementerian Perdagangan Bantah Satgas Razia Barang Impor Ilegal di Mal
Kementerian Perdagangan Bantah Satgas Razia Barang Impor Ilegal di Mal

Satgas impor ilegal hanya merazia atau melakukan tindakan pengamanan pada gudang-gudang importir.

Baca Selengkapnya