Bos BI Apresiasi Dukungan Kemendag Bantu Stabilitas Moneter
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengapresiasi dukungan Kementerian Perdagangan terhadap stabilitas moneter nasional. Menurutnya kinerja perdagangan luar negeri yang bagus sangat berdampak positif di tengah iklim ekonomi yang belum menentu akibat Covid-19.
"Bank Indonesia selalu kompak bersinergi dengan Pemerintah, termasuk Kementerian Perdagangan. Kita ingin agar kita bisa melakukan mitigasi dalam bidang ekonomi dengan baik. Terima kasih pak wamen atas supportnya selama ini, " kata Perry di Jakarta, Jumat (8/1).
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengatakan, kinerja perdagangan yang baik tidak terlepas dari peran sentral BI. Dia menilai bahwa BI juga melakukan tugas yang sangat baik dalam rangkaian kebijakan pemerintah menghadapi pandemi Covid-19.
-
Kenapa kinerja intermediasi perbankan tetap baik? Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp 7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy.
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Kenapa Mendag optimis target perdagangan tercapai? “Indonesia dan Selandia Baru memiliki target nilai perdagangan sebesar NZD 4 miliar pada 2024. Saya optimistis target tersebut dapat tercapai karena tren nilai perdagangan kedua negara selalu tercatat tumbuh positif,“ kata Mendag Zulkifli Hasan.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kenapa Kemendag memastikan keberadaan prasarana perdagangan? 'Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti,' terang Wamendag Jerry.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
"Tidak mudah menjaga stabilitas moneter dalam kondisi seperti itu. Kami tentu berterima kasih atas apresiasi Bank Indonesia kepada Kementerian Perdagangan. Kami juga sepakat untuk terus meningkatkan koordinasi dalam rangka saling support," kata dia.
Pada tahun 2021 diharapkan kondisi ekonomi akan makin membaik. Kementerian Perdagangan bertekad untuk menggenjot dan memperluas pasar ekspor ke berbagai negara sasaran. Langkah ini diharapkan akan makin mendukung stabilitas moneter nasional. Selain perluasan dan peningkatan ekspor, Kemendag juga akan makin meningkatkan kinerja perdagangan dalam negeri.
"Perdagangan domestik harus tetap berjalan meski pandemi belum selesai. Kami telah mengajak berbagai lembaga keuangan baik bank maupun non bank untuk digitalisasi pasar. Kami juga meluncurkan warehouse management system agar sistem logistik nasional makin baik. Dengan demikian, ekonomi masyarakat akan terus bergerak dan kebutuhan mereka terpenuhi dengan baik," sebut dia.
Berikan Bantuan Sosial
Langkah-langkah Kementerian Perdagangan itu merupakan bagian dari langkah Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang integrative dalam melakukan mitigasi ekonomi. Sambil menunggu vaksinasi secara massal kepada seluruh penduduk Indonesia, pemerintah terus memberikan bantuan sosial yang kali ini dilakukan dengan metode yang jauh lebih baik.
Mengenai vaksin sendiri, Pemerintah bertekad untuk mengadakan jumlah vaksin yang mencukupi kebutuhan semua warga negara. Kebutuhan vaksin diperkirakan akan mencapai lebih dari 329 juta dosis untuk setiap vaksinasi. Untuk itu, Pemerintah telah bekerja sama dengan Sinovac, Pfizer, AstraZaneca dan berbagai perusahaan penyediaan vaksin lainnya.
"Seiring dengan itu, kita ingin iklim perdagangan dan ekonomi membaik. Untuk itu kita perlu kestabilan moneter agar iklim investasi dan kegiatan perdagangan bisa meningkat. Itulah yang ingin kami ingin tingkatkan sinerginya saat ini dengan Bank Indonesia," paparnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia mampu membuktikan diri menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbaik di dunia.
Baca SelengkapnyaHIPMI menyoroti berbagai aspek penting terkait isu ekonomi pada Pilpres 2024, salah satunya transformasi UMKM melalui digitalisi.
Baca SelengkapnyaKebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaKomitmen independen ini sebagaimana yang dilakukan BI bersama pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca SelengkapnyaMelansir data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperjualbelikan direntang Rp16.417 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaSaid meminta agar Prabowo mampu melaksanakan kebijakan yang sudah dibentuk dan disusun saat ini.
Baca SelengkapnyaDisertasinya berjudul ‘Telaah Kebijakan Publik atas Peran DPR Mengintegrasikan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Postur APBN untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya