Bos BI beberkan tujuan pembentukan sistem Gerbang Pembayaran Nasional
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo membeberkan tujuan pembentukan sistem National Payment Gateway (NPG) atau Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Menurutnya, sistem ini bertujuan untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi warga Indonesia saat melakukan transaksi non-tunai.
Agus mengungkapkan, saat ini aktivitas transaksi non-tunai di Indonesia sudah sangat tinggi. Mencapai 10.000 transaksi per menitnya.
"Sekarang ini untuk transaksi melalui ATM, debit card atau credit card untuk transaksi pembayaran itu sudah mencapai lebih dari 10.000 transaksi per menit, oleh karena itu kita perlu membangun satu sistem yang aman, efisien yang andal dan tentu lancar," kata Agus dalam acara peluncuran GPN di kantornya, Senin (4/12).
-
Kapan ATM mulai digunakan di Indonesia? Saat itu, BDB menjalin kerja sama dengan Chase Manhattan Bank untuk bisa mendapatkan layanan ATM.
-
Siapa bank pertama yang menggunakan ATM di Indonesia? Dalam buku berjudul Bank Strategy on Funding and Liability Management, seorang bankir BRI bernama Soetanto Hadinoto menulis inisiator pengadaan mesin ATM di Indonesia justru muncul dari bank-bank kecil di Bali, salah satunya Bank Dagang Bali (BDB) pada tahun 1984.
-
Kenapa transaksi kartu kredit masih tinggi? Transaksi kartu kredit tetap tumbuh di tengah gempuran kemudahan kredit seperti layanan paylater. Berdasarkan data Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan Indonesia (SPIP) yang dirilis Bank Indonesia Kamis (18/1) nilai transaksi tunai kartu kredit pada November 2023 mencapai Rp34,356 triliun.
-
Kenapa mesin ATM pertama di Indonesia dibuat? Dalam laporan Majalah Tempo, I Gusti Made Oka pendiri sekaligus Direktur Utama BDB menyampaikan pengadaan mesin ATM demi kepentingan nasabah agar tidak menghabiskan waktu di bank.
-
Apa yang dilakukan oleh mesin ATM dulu? Pada sebuah video yang diunggah dalam arsip British Pathe, terdapat demonstrasi dari proses layanan baru dari bank yang disebut dengan 'Kios Bank Otomatis'. Video yang bertanggal pada tahun 1969 itu memperlihatkan seorang nasabah yang berkomunikasi dengan seorang teller, yang berada di lokasi berbeda, melalui televisi dan suara dua arah untuk mengambil uangnya.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
Agus berharap, dengan adanya GPN, sistem pembayaran di Indonesia bisa menjadi lebih aman, efisien, lebih lancar dan andal. Selain itu, pembentukan sistem NPG juga bertujuan untuk mengintegrasikan infrastruktur pembayaran di Indonesia seperti ATM, EDC dan lain sebagainya. Harapannya, transaksi yang dilakukan di dalam negeri akan menjadi lebih mudah.
"Kita ingin meyakinkan kalau seseorang memegang kartu atau instrumen yang diterbitkan oleh lembaga di Indonesia melakukan transaksi di merchant yang ada di Indonesia yang akan diselesaikan di Indonesia itu tidak perlu harus melakukan rooting transaction ke luar negeri. Nah itu yang kita ingin wujudkan. Jadi ini adalah bentuk-bentuk kita bisa lebih efisien dan juga yang utama untuk meyakinkan ada Perlindungan Konsumen."
Selian itu, Agus menekankan, adanya GPN tersebut sebagai wujud adanya standar kelembagaan yang mengatur sistem pembayaran di Indonesia. Sehingga infrastruktur yang terbangun dari seluruh penerbit kartu atau agen atau sumber lainnya akan otomatis terhubung ke GPN.
Tidak hanya itu, Agus menilai, dengan adanya GPN, akan menghemat biaya pengeluaran sebab mesin EDC bisa dipakai oleh semua jenis kartu. "Kita mau meyakinkan harga atau pricing daripada transaksi itu menjadi lebih efisien, yang tadinya merchan per tahun itu bisa 2 sampai 3 persen per transaksi kita harapkan bisa turun menjadi 1 persen dalam GPN itu," ungkapnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan penyedia teknologi keuangan digital mendorong perkembangan transaksi digital di pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaTransaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen (yoy) mencapai 39,7 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia menerbitkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca SelengkapnyaPerry menuturkan transaksi uang elektronik (UE) meningkat 35,24 persen (yoy), sehingga mencapai Rp92,79 triliun.
Baca SelengkapnyaInovasi pembayaran tersebut dirancang dalam rangka fasilitasi kebutuhan transaksi yang cepat dan massal untuk berbagai jenis pembayaran
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BI-FAST bergantung pada banyak faktor antara lain perkembangan kondisi ekonomi dan inflasi.
Baca SelengkapnyaDengan adanya 1 juta AgenBRILink, diharapkan akan semakin memperluas cakupan layanan keuangan dari kota-kota besar hingga desa-desa terpencil.
Baca SelengkapnyaInovasi kartu debit contactless merupakan bagian dari transformasi digital.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan QRIS yang melonjak tajam, transaksi ATM/D dan kartu kredit mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaBRI telah memiliki strategi dalam menjaga data nasabah.
Baca SelengkapnyaBRI senantiasa menyediakan cara agar seluruh segmen nasabah bisa mendapatkan akses layanan perbankan.
Baca Selengkapnya