Bos BI ke pengusaha: Kalau wait and see terus, Anda akan ketinggalan
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Sehingga, dia mengimbau kepada pengusaha agar tidak ragu membuka usahanya di Indonesia.
"Saya ini 25 tahun bankir. Dan saya tahu kalau sekarang kamu ambil kesempatan, kami tidak akan ketinggalan kereta. Kalau kamu wait and see terus kamu akan ketinggalan," ungkapnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (28/3).
Menurutnya, tiga momentum yang dapat mendorong pertunjukan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik di tahun ini. Salah satunya perkembangan ekonomi dunia yang tumbuh positif. "Perkembangan ekonomi dunia selama 5 tahun terakhir seperti sekarang di mana pertumbuhan ekonomi 3,7 persen dari sebelumnya 3,2 persen," imbuhnya.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Apa yang Menko Airlangga sampaikan tentang start-up Indonesia? Pada simposium tersebut Menko Airlangga menyampaikan bahwa jumlah start-up di Indonesia merupakan ketiga terbesar di Asia.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di Indonesia? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
Momentum kedua yang bakal mendukung perkembangan perekonomian Indonesia adalah stabilitas makroekonomi dan sistem ekonomi yang sedang baik. Tak hanya itu, berbagai pengakuan akan iklim investasi dan perbaikan daya saing Indonesia dari berbagai lembaga pemeringkat dunia turut mendukung upaya mendorong ekonomi tumbuh lebih baik.
"Inflasi terjaga 3 tahun rendah di kisaran 3 persen. Transaksi berjalan di kisaran 1 persen dari PDB. Kondisi fiskal 20 tahun kita kalau defisit tidak pernah melebihi dari 2,6 persen dari GDP," kata dia.
Meski demikian, perbaikan di berbagai sektor masih diperlukan, seperti infrastruktur, peningkatan SDM, kelembagaan, dan mendorong inovasi baru. Selain itu, sumber pembiayaan dalam negeri juga masih terbatas, seperti dana pensiun dan asuransi yang harus dikembangkan dengan pendalaman pasar keuangan.
Perbaikan kinerja ekspor juga harus dilakukan. Mantan Menteri Keuangan ini mengharapkan Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor barang mentah saja. "Kita jangan terus mengandalkan pada ekspor barang mentah. Masa dari zaman Belanda kita masih ekspor barang mentah saja. Kita mesti memproduksi sesuatu yang bisa masuk dalam global value chain," tandas Agus.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diakui Jokowi, banyak investor yang memilih untuk menunggu untuk berinvestasi di Indonesia saat pemilu 2024 berlangsung.
Baca SelengkapnyaDirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui banyak pelaku bisnis wait and see karena khawatir situasi politik memanas menjelang pencoblosan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui banyak pelaku bisnis wait and see karena khawatir situasi politik
Baca Selengkapnyakondisi ini juga lumrah terjadi di sejumlah negara. Bahkan, sekelas negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat (AS) hingga China.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia komitmen menjaga inflasi sekaligus stabilitas dari nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaMemasuki tahun politik 2024, banyak investor yang mempertanyakan peluang berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaKondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaTigor mengingatkan penting juga untuk waspada. Sebab, perekonomian global masih dihadapkan dengan ketidakpastian.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca Selengkapnya