Bos BI perbarui prediksi surplus neraca perdagangan Juni tembus USD 1 miliar
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan neraca perdagangan Juni akan mengalami surplus hingga lebih dari USD 1 miliar. Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan bahwa prediksi awal surplus hanya akan menyentuh angka 900 juta USD.
"Bahwa dengan data-data terakhir neraca perdagangan Juni itu akan lebih tinggi dari yang kita perkirakan sebelumnya yang semula kita perkirakan data data minggu pertama, minggu kedua surplusnya USD 900 juta, ini bisa lebih tinggi dari USD 1 miliar," kata Perry di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (11/7).
Akan tetapi, pencapaian surplus tersebut belum bisa diketahui dampaknya pada defisit neraca transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD). "Dengan perhitungan itu tentu saja nanti kita lihat kita kalkulasi berapa CAD di kuartal II," ujarnya.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Bagaimana capaian realisasi investasi tahun 2023? Capaian tersebut, kata Bahlil, juga mencapai 129 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp 1.099 triliun.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Siapa yang menyatakan bahwa cadangan devisa cukup untuk kebutuhan Indonesia? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
Namun, dia memperkirakan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun ini tidak akan lebih dari 2,5 persen. "Tapi sudah jauh-jauh hari kita mengingatkan CAD secara musiman di kuartal II lebih tinggi. Tak usah kaget, tak usah risau itu ada secara musiman yang akan turun di kuartal II maupun III secara keseluruhan tahun 2018 itu tidak lebih dari 2,5 persen dari PDB."
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, tidak yakin neraca perdagangan pada Juni 2018 mengalami surplus. Namun demikian, dia mengatakan pemerintah akan terus berupaya agar defisit neraca perdagangan segera berakhir.
"Saya kalau Juni belum percaya (akan surplus). Tapi ya kita ingin jangan lama," ujar Menko Darmin saat ditemui di Gedung Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta.
Menko Darmin mengatakan, salah satu upaya yang akan dilakukan untuk menekan defisit adalah dengan mengevaluasi kebutuhan impor. Langkah ini akan dilakukan dengan hati-hati agar tidak menekan pertumbuhan ekonomi.
"Ya jangan barang modalnya (dievaluasi). Makanya saya bilang harus dirumuskan yang persis. Kalau barang modalnya ya akan kena pertumbuhannya. Bahan baku juga. Nah gatau kalau migas kamu mau kategorikan apa? tapi migas perlu diperlambat. Caranya bagaimana? bisa macam-macam. Bisa biodieselnya dinaikkan," jelasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.
Baca SelengkapnyaAPBN pada bulan Oktober mengalami defisit Rp700 miliar atau 0,003 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaRealisasi ini setara dengan 0,71 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan pagu defisit APBN 2024.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSelain sektor penerimaan, Bea Cukai turut mendukung APBN 2023 dengan menjaga stabilitas kondisi ekonomi.
Baca SelengkapnyaKinerja APBN masih menunjukkan hasil positif hingga September 2023. Pendapatan negara dan belanja negara tetap tumbuh.
Baca Selengkapnya