Bos BI prediksi neraca perdagangan surplus USD 1,1 miliar di Maret 2018
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca perdagangan Maret 2018 akan mengalami surplus. Hal ini setelah dalam 3 bulan terakhir neraca perdagangan Indonesia berada dalam kondisi defisit.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian terkait neraca perdagangan Maret. Hasilnya, neraca tersebut diperkirakan akan mengalami surplus USD 1,1 miliar.
"BI sudah mengkaji bahwa di Maret 2018 itu kita perkirakan neraca perdagangan kita akan surplus USD 1,1 miliar. Jadi neraca dagang yang Januari dan Februari sempat defisit USD 750 juta, kemudian defisit USD 120 juta. Itu di Maret ini akan ada surplus kira-kira USD 1,1 miliar. Jadi neraca perdagangan kita di kuartal I 2018 akan positif," ujar dia di Batam, Kepulauan Riau (14/4/2018).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa kebutuhan Bank Indonesia jelang Nataru 2023? Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, memproyeksikan kebutuhan uang tunai menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada akhir tahun 2023 adalah sebesar Rp 2,7 triliun rupiah.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Siapa yang menyatakan bahwa cadangan devisa cukup untuk kebutuhan Indonesia? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
Sementara untuk transaksi berjalan (current account), surplus neraca perdagangan diharapkan akan memperbaiki defisit transaksi berjalan Indonesia yang dalam dua tahun terakhir mengalami perbaikan.
"CAD (current account defisit) kita sangat sambut baik bahwa di 2016 kan 1,8 persen dari GDP (gross domestic product), 2017 1,7 persen dari GDP. Kita melihat bahwa nanti kuartal I 2018 ada di kisaran 2 persen dari GDP. Memang agak sedikit meningkat transaksi berjalan tapi itu adalah karena impor yang bagus," jelas dia.
Menurut Agus, impor bahan baku dan bahan antara yang dilakukan selama ini menunjukkan geliat industri di dalam negeri. Hal ini memberikan indikasi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
"Impor bahan baku dan bahan antara yang cukup meningkat untuk mengisi dan memenuhi kebutuhan manufakturing untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018. Ini tentu sejalan dengan prakiraan kita bahwa transaksi berjalan di Indonesia kuartal I 2018 ada di kisaran 2 persen dari GDP, sepanjang tahun itu akan ada di bawah 2,5 persen dari GDP."
Reporter : Septian Deny
Sumber : Liputan6
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeracar perdagangan Indonesia pada bulan November 2024 tembus USD4,47 miliar atau sekitar Rp64 triliun.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca Selengkapnya