Bos BI Prediksi Rupiah Lebih Perkasa di 2019, Ini Pemicunya
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memprediksi nilai tukar Rupiah akan lebih stabil di 2019. Tak hanya itu, Rupiah juga diperkirakan akan cenderung menguat di tahun politik ini.
Menurut Perry, pada 2018, nilai tukar Rupiah memang mengalami depresiasi atau pelemahan. Namun depresiasi tersebut masih dalam level yang terkendali.
"Di 2018 itu terkendali, stabil, depresiasi kurang dari 6 persen atau 5,9 persen," ujar dia di Gedung BI, Jakarta, Rabu (2/1).
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Bagaimana Peruri mencetak mata uang Rupiah? Saat ini, kapasitas produksi Peruri mampu mencetak uang rupiah hingga 12 miliar bilyet dalam setahun yang dikerjakan melalui 12 lini permesinan.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Kenapa mata uang Indonesia disebut Rupiah? Nama Rupiah dipilih sebagai nama mata uang Indonesia karena, kuatnya pengaruh budaya India selama masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, yang berlangsung selama ratusan tahun.
Meski mengalami depresiasi, pelemahan Rupiah masih lebih baik jika dibandingkan dengan mata uang negara lain.
"Jauh lebih rendah dari depresiasi India atau pun negara lain, Brasil, South Africa, Turki atau pun Argentina. Secara keseluruhan depresiasi Rupiah terkendali dan volatilitas yang terjaga sekitar 8 persen," ungkap dia.
Sementara untuk 2019, Perry meyakini nilai tukar Rupiah akan cenderung mengalami penguatan. Sebab, banyak faktor di tahun ini yang akan mendorong penguatan tersebut.
"2019 kami melihat Rupiah akan bergerak lebih stabil dan cenderung menguat. Rupiah saat ini masih undervalue. Semua faktor akan mendorong Rupiah lebih stabil dan menguat ke depan. Pertama, kenaikan FFR akan lebih rendah dari yang kita perkirakan. Kedua, kredibilitas atau konsistensi kebijakan yang ditempuh BI maupun pemerintah. Ketiga, CAD yang lebih rendah. Keempat adalah mekanisme pasar valas, tidak hanya di spot, swap, maupun DNDF," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPenguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.
Baca SelengkapnyaKebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.
Baca SelengkapnyaPerry mencatat, nilai tukar Rupiah menguat 0,78 persen menjadi Rp15.330 per USD hingga 17 September 2024 dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaDiprediksi dollar akan menguat, suku bunga Amerika Serikat akan tinggi, bahkan perang dagang juga diprediksi akan terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaPelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI yang berlangsung lancar menjadi sentimen positif bagi pergerakan rupiah ke depan.
Baca Selengkapnya