Bos BI Sebut Pandemi Covid-19 Percepat Digitalisasi Ekonomi
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengingatkan perbankan agar memanfaatkan internet atau digital banking untuk melayani nasabah. Sebab, pandemi Virus Corona telah mengubah kebiasaan masyarakat lebih menginginkan transaksi secara digital.
"Para bankir apakah anda ingin disowani (didatangi) lama-lama anda ditinggalkan. Wes (sudah) dijamin kalau para bankir, Anda pengen nasabah sowan (datang) anda akan ditinggalkan konsumen karena saat ini nasabah ingin dilayani melalui digital banking," ujarnya, Jakarta, Jumat (22/1).
Perry mengatakan, sepanjang 2020, transaksi digital banking terus naik. Digital banking juga mendorong perdagangan secara elektronik atau e-0commerce meningkat pesat melebihi kinerja tahun sebelumnya.
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Bagaimana cara BRI mendorong transformasi digital? Terdapat beberapa strategi yang dilakukan BRI dalam mendorong transformasi digital tersebut. Pertama, dengan mendorong digitalisasi proses bisnis internal. Dalam hal ini, BRI berupaya menyederhanakan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi. Lalu selanjutnya, BRI mendorong new business model demi mendorong penciptaan value.
-
Mengapa BRI fokus pada digitalisasi? Hal ini untuk menjawab tantangan yang harus dihadapi oleh BRI terkait pemanfaatan data yang begitu besar untuk menumbuhkan kinerja. Karena kami menyadari mayoritas nasabah BRI adalah UMKM yang perlu edukasi dan sosialisasi untuk pemanfaatan teknologi perbankan secara khusus',
-
Bagaimana BRI melakukan transformasi digital? Proses ini melibatkan 3 inisiatif utama: fokus dengan membangung resiliensi pada sistem; melakukan open banking dengan menyederhanakan, mempermudah desain dan pengembangan layanan; serta mendorong dan menanamkan program BRIBrain yang lebih analitik terkait data dari produk yang diakses nasabah.
-
Bagaimana BRI mendorong UMKM melakukan digitalisasi? “Contohnya saat pandemi, pelaku UMKM ‘dipaksa’ untuk melakukan digitalisasi. Penjualan harus online dan menarik saat dipasarkan secara daring. RUBY kasih pelatihan dan workshop. Pelaku UMKM terlihat ‘naik kelas’, ketika sebelum pandemi sebagian besar masih berjualan secara tradisional, kemudian upgrade skill mereka agar bisa memasarkan secara digital,“ lanjutnya.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
"Yang kuat adalah mengenai ekonomi digital. Pandemi Covid-19 betul-betul mendorong sangat kuat ekonomi digital. Ini mendorong e-commerce dan digital banking. Ecommerce tahun lalu masih Rp253 triliun meningkat dari Rp205 triliun. 2021 ini meningkat menjadi Rp337 triliun," paparnya.
Dia menjelaskan, perdagangan online meningkat sangat pesat pada tahun lalu. Tidak hanya itu, prediksi Bank Indonesia, penggunaan uang elektronik juga meningkat sebesar 32,3 persen atau mencapai Rp 226 triliun tahun ini.
"Pandemi Covid mempercepat digitalisasi ekonomi dan keuangan. Masalah digital banking, saya sudah berkali kali ingatkan perbankan, 15 bank agresif melakukan digital banking. Mau buka rekening, mau transfer, yang lain sudah bisa dari HP," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Perry Warjiyo mengaku transaksi digital sering kali disalahgunakan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi sebut hampir setengah penduduk Indonesia rentan jadi korban kejahatan dan penipuan digital.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo meminta masyarakat untuk membeli produk UMKM tanpa menawar harga lebih murah dari yang ditawarkan.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan penyedia teknologi keuangan digital mendorong perkembangan transaksi digital di pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran.
Baca SelengkapnyaPT Pos Indonesia (Persero) telah berusia hampir 3 abad.
Baca SelengkapnyaInovasi pembayaran tersebut dirancang dalam rangka fasilitasi kebutuhan transaksi yang cepat dan massal untuk berbagai jenis pembayaran
Baca SelengkapnyaBI menegaskan rupiah digital tidak akan menggantikan uang kertas dan koin yang ada saat ini
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga menyebut, sektor digital telah tumbuh 2,5 kali lipat lebih cepat dibandingkan sektor non-digital dan berkontribusi 15 persen terhadap PDB.
Baca Selengkapnya