Bos Bio Farma Harga Vaksin Gotong Royong di Bawah Rp 1 Juta, Ini Rinciannya
Merdeka.com - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir membocorkan harga vaksin Covid-19 program Gotong Royong. Menurutnya, harga vaksinasi untuk karyawan swasta dan BUMN tersebut sebesar Rp439.570 untuk satu kali penyuntikan sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Tarif yang ditepakan oleh Menkes yaitu untuk vaksin sendiri sebesar Rp321.660 dan layanan vaksinasi sebesar Rp117.910. Artinya total untuk satu kali penyuntikan vaksin gotong royong itu sebesar Rp439.570 dan itu sudah berjalan," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/5).
Dengan demikian, dipastikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mendaftarkan satu orang karyawannya dalam program Vaksin Gotong Royong masih di bawah Rp1 juta. Mengingat, total biaya untuk dua kali penyuntikan tersebut mencapai Rp 879.140 untuk dua kali suntikan.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
Adapun, saat ini, jenis vaksin Covid-19 yang digunakan pemerintah dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) baru tersedia sebanyak satu jenis. Yaitu, vaksin Sinopharm. Kendati demikian, Bio Farma menyebut bakal ada dua jenis vaksin tambahan asal China untuk mendorong percepatan program vaksin Gotong Royong. Yakni vaksin Sinopharm dan CanSino.
"Dari keputusan Menkes yang kita terima, sampai saat ini ada dua jenis vaksin yang sudah disetujui untuk menjadi bagian dari vaksinasi gotong royong yaitu Sinopharm dari China dan CanSino dari China. Ada satu yang sedang diproses EUA dengan BPOM, tentunya kita menunggu proses lebih lanjut nanti untuk supply agreement-nya," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaMitra Driver Gojek yang sudah menjadi peserta fasilitas kesehatan BPJS Kesehatan mandiri di Klinik Kimia Farma memiliki benefit seperti Mini MCU.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui BUMN bersama MSD sepakat tingkatkan edukasi tentang HPV.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaTaruna menyebut, harga obat yang beredar di RI 400 persen lebih tinggi.
Baca Selengkapnya"Bukan semuanya diberikan 228 juta, kalau ibu-ibu Muslimat NU kan sudah sejahtera," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaBiofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai, semua aturan termasuk potongan Tapera tersebut akan dihitung terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaAda indikasi pengeluaran dana dan pembebanan biaya tanpa dasar transaksi yang berindikasi kerugian Indofarma Global Medika sekitar Rp24 miliar.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca Selengkapnya