Bos BKPM: Investor Eropa prihatin dengan tenaga kerja kita
Merdeka.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, nilai investasi Eropa di Indonesia mencapai USD 13,3 miliar atau sekitar Rp 177,7 triliun (kurs hari ini) dalam lima tahun terakhir.
Kepala BKPM, Thomas Lembong mengatakan, investor asal Eropa memiliki sifat yang berbeda dibandingkan investor asal Jepang, Korea ataupun China. Hal ini dapat dilihat dari aliran penanaman modal Eropa yang cenderung mengarah ke sektor manufaktur.
"Jadi investasi dari Eropa ini agak beda. Kalau Jepang, Korea, China itu cenderung diam, padat modal, mega proyek seperti listrik yang, miliaran dolar. Kalau Eropa itu memang lebih banyak investasinya tuh misal di manufaktur, misalnya alas kaki, garmen, ritel dan sektor jasa," kata Thomas, di gedung BKPM, Jakarta, Kamis (2/2).
-
Bagaimana cara investor lokal membangun IKN? Investor-investor lokal menunjukkan kesiapan yang matang untuk membangun sektor Sumbu Kebangsaan. Namun, investor internasional yang sudah terkenal secara kualitas dan memilki komitmen besar juga turut menjadi mitra bagi investor lokal.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian ingin meningkatkan kemudahan mobilitas investor? Dalam kerja sama ini, kedekatan geografis antara Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) dan Singapura menjadi motor penggerak kemudahan tersebut.
-
Siapa saja investor yang terlibat di IKN? Agung menyebutkan sepanjang tahun 2023 ada sekitar 23 investor pelopor dari dalam negeri yang melakukan Groundbreaking di IKN dengan Investasi non-APBN senilai Rp41 triliun.
-
Bagaimana Menko Perekonomian mempererat hubungan dengan Uni Eropa? Airlangga mengucapkan terima kasih kepada Vincent atas kontribusinya dalam mempererat hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa dan berharap kerja sama ini dapat terus berkembang di masa depan, dimana masih terdapat potensi besar yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan oleh kedua pihak.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Siapa yang mendorong investasi berkolaborasi? Di sisi lain, pihaknya mendorong setiap investasi yang masuk ke daerah, wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha dan pelaku UMKM setempat. Maka dari itu, ia meminta praja IPDN yang sudah lulus bisa berkontribusi untuk merealisasikan target.
Mantan Menteri Perdagangan ini mengakui ada beberapa pertimbangan para investor Eropa untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satunya mengenai kualitas tenaga kerja Indonesia. "Jadi memang keprihatinan investor Eropa itu cenderung ke kualitas, misal tenaga kerja kita," ujarnya
Meski demikian, investor Eropa tetap memilih sektor tekstil dan garment, karena segment itu masih sanggup untuk dinikmati masyarakat Indonesia kelas menengah. Sedangkan investasi Indonesia yang cocok ke Eropa seperti produk kayu.
"Kalau menurut saya sih akan berlanjut di sektor tekstil dan garment. Karena Indonesia itu memang unggul di segment menengah. Kita kuatnya di yang menengah seperti Zara, H&M, Uniqlo. Kalau kita ke sana hemat saya sih, dengan telah berjalannya sistem SVLK, sertifikasi verifikasi legalitas kayu, produk kayu, mebel, kertas, jadi sektor yang bagus buat investasi ke Eropa," tuturnya.
Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, ekonomi Indonesia pada 2017 ditarget tumbuh di atas 5 persen. Untuk mendukung itu, perlu menarik investor asing khususnya Eropa.
"Harus didorong selain investasi dalam negeri adalah mencoba menarik investor dalam negeri, kalau dari investor dalam negeri saat ini peran UE masih sangat kecil kebanyakan dari negera-negara Asia, dan Amerika jadi moment seperti ini penting supaya UE itu melihat indonesia sebagai salah satu investasi mereka," pungkas Bambang.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Investasi dari negara seperti China, Korea, dan Taiwan menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap industri tekstil di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia membantah investor terbanyak di Indonesia adalah dari China
Baca SelengkapnyaDia menantang BRIN untuk membeberkan data atas pernyataan tersebut.
Baca SelengkapnyaPerusahaan Korea mulai banyak terbiasa mempekerjakan karyawan asing.
Baca SelengkapnyaErick pun melihat adanya solusi yang bisa dilakukan. Misalnya melalui investasi yang dilakukan, baik oleh BUMN maupun perusahaan swasta.
Baca SelengkapnyaTingkat pengangguran di negara-negara berkembang Asia masih menjadi tantangan signifikan.
Baca SelengkapnyaHal ini menunjukkan sektor manufaktur Tanah Air ini dalam kategori ekspansif dan akseleratif bersama dengan India, Filipina, dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaPihaknya curiga ada pihak asing tidak senang atas kemajuan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada 2023, Singapura menjadi sumber investasi terbesar bagi Indonesia, diikuti China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTerbaru, surat pernyataan minat tersebut telah mencapai 328 LoI.
Baca SelengkapnyaPihaknya curiga ada pihak asing tidak senang atas kemajuan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenjajakan investasi asing di IKN terus berdatangan, misalnya dari perusahaan Singapura.
Baca Selengkapnya