Bos BNI: Bank Mandiri-BNI digabung masih kelas bulu juga
Merdeka.com - Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Gatot Suwondo terus menyuarakan penolakan atas rencana pemerintah melebur institusinya dengan Bank Mandiri. Menurutnya, penggabungan itu belum membuat perbankan Indonesia naik kelas di tingkat internasional.
"Modal Rp 800 triliun digabung dengan Rp 400 triliun digabung jadi Rp 1200 triliun, masih kelas bulu juga, DBS (bank Singapura) itu Rp 3500 triliun, jadi belum masuk kelas berat juga," ujar ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) itu di Jakarta, Rabu (18/2).
Menurutnya, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tak tepat dijadikan alasan penggabungan dua bank terbesar nasional itu.
-
Apa aset BRI saat ini? Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian pada September 2023, Aset BRI mencapai Rp1.851,97 T atau tumbuh 9,93% (yoy).
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Kenapa BRI dan BEI berkolaborasi? Kegiatan tersebut bertujuan mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam hal ini nasabah korporasi BRI untuk dapat berkembang melalui pendanaan di pasar modal dengan melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
"Tujuan MEA itu untuk demi kesejahteraan di seluruh negara Asean, jadi itu bukan sebagai ajang persaingan, kami melihat ini sebagai ajang kerja sama untuk mencapai kesejahteraan itu," kata Gatot.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengatakan peleburan BNI-Bank Mandiri bukan langkah tepat. Dia malah menyarankan agar pemerintah mendorong perbankan melakukan konsolidasi manajemen agar lini bisnisnya lebih kuat.
"Menurut saya saat ini masih terlalu beresiko untuk hal itu, selain belum tentu akan menjadi lebih baik, itu sosial cost-nya sangat besar," katanya.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada RUPS tahunan menyepakati perombakan susunan direksi dan komisaris BNI.
Baca SelengkapnyaBRI menjadi BUMN paling banyak menyumbang deviden BUMN ke negara hingga Rp23,2 triliun.
Baca SelengkapnyaNilai nominal per Saham Seri A Dwiwarna dan Seri B berubah dari sebesar Rp7.500 menjadi Rp3.750.
Baca SelengkapnyaAgen BRILink menjadi salah satu penyokong tumbuhnya DPK Bank BRI sebanyak Rp1.389,66 triliun.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, pembagian dividen ini merupakan bentuk komitmen BRI dalam meng-create economic value utamanya bagi para shareholders.
Baca SelengkapnyaBRI mencatatkan akselerasi kinerja penghimpunan simpanan atau biasa disebut Dana Pihak Ketiga (DPK).
Baca SelengkapnyaKinerja BRI yang sehat dan berkelanjutan tersebut juga mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
Baca SelengkapnyaDanantara berbentuk superholding layaknya Temasek di Singapura.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit tersebut turut mendorong perolehan aset Bank Mandiri yang menembus Rp2.258 triliun secara konsolidasi di akhir Juni 2024.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaErick menyebut BRI berhasil mengalahkan brand-brand besar global. BRI sendiri menempati urutan ke 308 dalam Forbes 2000 tahun 2024.
Baca Selengkapnya