Bos BPS: Peningkatan Impor November Pertanda Konsumsi Domestik Membaik
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total impor Indonesia selama bulan November 2021 sebesar USD 19,33 miliar atau Rp 276,77 triliun.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan berdasarkan peruntukannya hampir semua komponen mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun secara tahunan. Peningkatan terbesar berasal dari barang konsumsi yang totalnya mencapai USD 2 miliar.
"Peningkatan terbesar dari komponen barang konsumsi yang naik 25,89 persen (mtm) dan 53,84 persen (yoy)," kata Margo di kantor BPS, Jakarta, Rabu (15/12).
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Apa yang mendorong peningkatan produksi? Peningkatan permintaan baru menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aktivitas produksi.
-
Barang apa yang terkena kenaikan PPN? 'Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, dan telah berkoordinasi dengan DPR. Hari ini pemerintah memutuskan bahwa kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% hanya dikenakan terhadap barang dan jasa mewah,' kata Presiden yang didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra WIjaya.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Peningkatan impor lainnya yakni barang modal yang naik menjadi USD 3 miliar. Namun secara persentase kenaikan sedikit lebih rendah dari konsumsi yakni 25,17 persen (mtm) dan 23,09 (yoy).
Sementara peningkatan impor untuk bahan baku/penolong tercatat USD 14,33 miliar. Kenaikannya menjadi yang paling rendah di bulan November, yakni 16,41 persen (mtm) dan 60,49 persen (yoy).
Berdasarkan struktur impor menurut penggunaannya, peran golongan bahan baku penolong telah mencapai 74,14 persen dari total impor di bulan November. Sementara persentase barang modal hanya 15,51 persen dan konsumsi 10,35 persen.
Berbagai data tersebut kata Margo menunjukkan adanya perbaikan ekonomi domestik. Tercermin dari peningkatan produk impor untuk konsumsi dan bahan baku/penolong.
"Ini menggambarkan industri yang mengalami perbaikan," kata dia.
Dia melanjutkan, peningkatan barang modal ini menunjukkan kebutuhan industri juga lebih baik karena terlihat peningkatan kapasitas produksi. Sehingga sudah ada pergerakan menuju pemulihan ekonomi.
"Ini sudah menunjukkan ada pemulihan ekonomi dari sisi konsumsi domestiknya," kata dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya investasi sejalan dengan masih berlangsungnya pembangunan proyek strategis multitahun Pemerintah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 diprediksi capai 5,1 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaAngka inflasi ini lebih tinggi dari September 2023 sebesar 0,19 persen.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca Selengkapnya