Bos BPS: Sektor industri harus digenjot untuk mendorong perekonomian
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) secara resmi membuka pasar modal 2018. Dalam sambutannya, Wapres JK sempat menyinggung perekonomian Indonesia yang tumbuh tidak secepat negara lain.
JK mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2017 tidak sesuai harapan karena hanya mencapai 5,06 persen dari target pemerintah 5,2 persen.
Menanggapi hal ini, Ketua BPS, Suhariyanto mengatakan salah satu sektor yang masih harus digenjot adalah sektor industri, yang menurut dia berperan besar untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Kenapa kemenko perekonomian perlu tingkatkan pertumbuhan ekonomi? Pertumbuhan (ekonomi) pertahun 5% tidaklah cukup. Jadi kita butuh tumbuh 6% sampai 7%. Namun salah satu yang menjadi catatan yaitu ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita di tahun ini terlalu tinggi yaitu 7,6. Ini artinya bahwa investasi yang kita masukkan belum terlalu optimal,“ tutur Menko Airlangga.
-
Apa yang menjadi pendorong utama Pertamina dalam ekonomi Indonesia? Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.
-
Kenapa Kemnaker ingin meningkatkan peran industri dalam SIPK? 'Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dan dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya, ' ujar Ida Fauziyah.
-
Kenapa target pertumbuhan ekonomi penting? Sehubungan dengan itu, salah satu manfaat yang dirasakan pemerintah ketika terjadi pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan dan pemerataan infrastruktur masyarakat dapat dilaksanakan secara cepat karena pendapatan per kapita sudah melonjak.
"Sisi produksi menurut saya ada beberapa sektor yang harusnya bisa naik cepat sehingga dampaknya besar. Industri saat ini mulai bergerak. Kita harap industri itu masih perlu dipacu. Pertanian juga. Untuk sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja, saya setuju dengan Pak Wapres harus dipacu," ungkapnya ketika ditanyai Merdeka.com di BPS, Jakarta Pusat, Selasa (2/1).
"Bukannya melambat, ekonomi kita tumbuh. Terakhir itu triwulan III itu 5,06 masih di bawah target 5,2 persen. Tentu kalau dia tumbuh, menggembirakan, kalau di bawah target kita perlu evaluasi. Apa yang perlu dipacu. Investasi bagus, ekspor impor sudah lumayan bagus," sambung dia.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, Suhariyanto mengatakan pemerintah harus dapat menjaga agar konsumsi rumah tangga tetap kuat.
"Karena perannya besar, dia harus tetap kuat, supaya nggak melambat. Bagaimana supaya konsumsi rumah tangga kuat, daya beli harus terjaga. Bagaimana supaya daya tetap terjaga, inflasi harus tetap rendah,"
Dia menegaskan bahwa pemerintah harus berupaya menjaga daya beli masyarakat. "Kalau inflasi bergerak liar pendapatan kita walaupun baik tapi kalau lebih kecil dari inflasi daya beli turun, jadi daya beli harus dijaga, itu yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Capaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSektor manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaMengingat, Indonesia dinilai sudah terlalu lama memperalat SDA sebagai mesin pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBuruh juga disebutnya memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga kamtibnas.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil analisa BRI, Indonesia dapat keluar dari middle income trap (pendapatan negara kelas menengah) bila pertumbuhan ekonomi minimal mencapai 6 %.
Baca SelengkapnyaLaba konsolidasi BUMN pada 2023 mencapai Rp 292 triliun.
Baca SelengkapnyaMasing-masing sektor industri dalam negeri harus bisa memetakan produk-produk yang memiliki potensi tumbuh di atas 8 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah sudah membuat desain besar di berbagai sektor untuk hilirisasi.
Baca SelengkapnyaMendag Budi menjelaskan, selain menciptakan lapangan kerja, hilirisasi juga berpotensi mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan menjamin pemberian insentif bagi industri khususnya manufaktur.
Baca Selengkapnya