Bos BTN optimis lanjutkan kinerja positif di 2017
Merdeka.com - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Maryono optimis bisa melanjutkan kinerja positif perbankan tahun lalu di 2017 ini. Hal ini perlu dikejar karena ekonomi nasional membutuhkan dukungan perbankan dan juga BTN ingin jadi pionir dalam mencetak pertumbuhan usaha positif.
Kinerja BTN pada tahun lalu tercatat sangat baik. Berdasarkan laporan keuangan audited per 31 Desember 2016, Bank BTN mencatatkan laba bersih Rp 2,61 triliun atau tumbuh 41,49 persen secara tahunan dari perolehan laba bersih pada tahun sebelumnya senilai Rp 1,85 triliun. Penyaluran kredit tumbuh 18,34 persen dari Rp 138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp 164,44 pada akhir tahun 2016. Posisi pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri. Kredit perbankan nasional hanya tumbuh 7,8 persen (yoy) pada Desember 2016.
"Kami optimistis Bank BTN akan mampu melanjutkan kinerja positif tersebut pada tahun ini mengingat kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan geliat positif serta berbagai kebijakan pemerintah dan regulator yang mendukung perkembangan sektor properti," ucap Maryono dalam Rapat Dengar Pendapat antara Bank BTN dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis (30/3).
-
Mengapa BRI optimis dengan kinerjanya? Meskipun demikian, Sunarso tetap optimistis dengan kinerja BRI ke depan dan akan lebih fokus terhadap tantangan domestik.
-
Bagaimana BRI tetap tumbuh positif di tengah tantangan? Terkait pencapaian tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI berhasil menjaga kinerja positif dan terus bertumbuh di tengah kondisi ekonomi yang menantang di tengah tantangan pandemi Covid-19. Hal tersebut, lanjut dia, menunjukkan bahwa BRI berhasil memberi makna kepada seluruh stakeholders-nya melalui penciptaan economic dan social value.
-
Kenapa BRI optimis bisa capai target? “Alhamdulillah saat ini sudah jauh berkurang. Posisi Juni 2023 tinggal sekitar Rp83,2 triliun atau sekitar 7,64% dari total kredit BRI. Jadi setiap bulan kami turun antara Rp3 triliun sampai Rp5 triliun. Mudah-mudahan sisanya ini bisa kami kelola hingga akhir tahun ini terus menurun. Kami harapkan porsi tersebut dapat terus turun hingga rasio Loan at Risk (LAR) BRI bisa kembali dari 15,1% di Juni ini ke single digit. Mungkin akan kami dapat di akhir tahun depan atau tahun 2025,“ ujarnya penuh optimisme
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja positif di tengah ketidakpastian? “Keberhasilan BRI Group menjaga kinerja positif tersebut ditunjukkan dari asset yang secara konsolidasian meningkat 9,93% year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 9 bulan yang mencapai sebesar Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47% yoy“, jelasnya.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Kenapa kinerja intermediasi perbankan tetap baik? Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp 7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy.
Beberapa anggota Komisi XI DPR mengapresiasi kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. DPR meminta kepada manajemen BTN untuk terus mempertahankan kinerjanya sekaligus berupaya meningkatkannya.
Menurut Maryono, kinerja Bank BTN tahun 2016 berada pada posisi yang sangat baik. Termasuk dalam hal ini rasio keuangan yang berhasil dikelola secara baik. Ini dapat terlihat dari kemampuan perseroan menekan dana mahal sehingga operasional bisnis dapat ditopang oleh dana berbiaya murah sehingga terjadi efisiensi dalam bisnis Bank BTN.
Current account and saving account (CASA) atau dana murah BTN tercatat naik ke level 50,36 persen pada akhir 2016 dari 48,63 persen di periode yang sama tahun sebelumnya. Per 31 Desember 2016, CASA Bank BTN tercatat senilai Rp 80,68 triliun atau naik 29,85 persen dari Rp 62,13 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, BTN mencatatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dari 16,97 persen pada Desember 2015 menjadi 20,34 persen di Desember 2016.
Terkait pemberitaan seputar surat dari OJK mengenai pemalsuan deposito, Bank BTN menegaskan bahwa operasional perseroan sampai dengan saat ini berjalan lancar. Masyarakat masih tetap dapat melakukan transaksi seperti biasa di kantor cabang Bank BTN seluruh Indonesia. Namun demikian, untuk pembukaan rekening baru di kantor kas akan dilimpahkan ke kantor yang lebih tinggi tingkatannya.
"Tetapi secara umum tidak ada masalah dan berjalan normal. Kami akan terus mematuhi aturan itu termasuk berkomitmen mematuhi dan tunduk terhadap segala proses hukum yang berlaku atas permasalahan tersebut. Kami tidak akan melindungi pihak manapun yang terkait dengan masalah ini."
Untuk itu Maryono juga meminta kepada para nasabah maupun calon nasabah agar tetap waspada terhadap berbagai praktik mencurigakan seperti penawaran bunga di atas batas normal. "Kami mengimbau nasabah juga memastikan keaslian data, dokumen, serta melakukan transaksi di kantor bank," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BTN mencatat, pencapaian kinerja keuangannya per Mei 2024 telah sejalan dengan yang ditetapkan perseroan atau on track.
Baca SelengkapnyaPeningkatan tersebut terutama disalurkan kepada BUMN yang menjalankan fungsi strategis bagi negara seperti PLN, Pertamina, dan BULOG.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN hingga akhir Agustus 2024 mencapai 13,05 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp355,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaSektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit BTN per Agustus naik 13,05 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba bersih dipicu dengan perkuat pondasi bisnis oleh BTN Syariah.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaKeuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaTercatat, aset BTN naik dari Rp361,20 triliun pada 2020 menjadi Rp455,60 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaBRI optimis bisa tumbuh berkualitas dengan berbekal fundamental kuat serta kinerja positif selama ini.
Baca SelengkapnyaAdanya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) menjadi penyumbang kinerja positif BTN.
Baca Selengkapnya