Bos OJK beberkan tips agar perbankan kuat di tengah guncangan kondisi global
Merdeka.com - The Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 1,75 persen hingga 2 persen. Selain menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, The Fed juga menyatakan akan menaikkan empat kali suku bunga acuan untuk merangsang ekonomi.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, pihaknya terus mendorong industri perbankan Indonesia untuk mempersiapkan diri guna menghadapi kondisi perekonomian global yang dinamis.
"Artinya kita harus lebih efisien bahwa suatu saat itu akan lebih dinamis. Kita harus prepare baik perbankan maupun non perbankan. Dengan efisiensi otomatis cost lebih sedikit sehingga ruang untuk tidak mem-pass through kepada nasabah itu lebih besar. Kenaikan suku bunga yang ada tidak harus di-pass through kepada nasabah 100 persen. Selama kita bisa jaga operasi kita lebih efisien," ungkapnya ketika ditemui, di kediamannya, Jakarta, Jumat (15/6).
-
Kenapa OJK dorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? 'Tujuan dari kegiatan ini untuk menyosialisasikan dan mengedukasi pada civitas academica dan stakeholder mengenai upaya peningkatan governansi dan integritas di lingkungan OJK maupun sektor jasa keuangan. Penerapan tata kelola yang baik merupakan salah satu fondasi dalam pelaksanaan sebuah bisnis. Implementasi konsep three lines model dapat mendukung terciptanya tata kelola yang baik serta ekosistem keuangan yang sehat dan berintegritas,' kata Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena dalam paparannya pada Kuliah Umum di Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, Selasa (29/8).
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK ingin tingkatkan governansi di Sektor Jasa Keuangan? 'Penerapan manajemen risiko di Sektor Jasa Keuangan perlu bertransformasi dari compliance- driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta ekosistem keuangan yang bersih dan sehat,' kata Sophia.
-
Bagaimana OJK menjaga stabilitas sektor jasa keuangan? Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
"Kami harap bukan hanya perbankan yang efisien dan gunakan teknologi. Industri lain juga. Kalau lebih efisien kita bisa saving untuk cost dan lebih kompetitif. Kalau kita banyak likuiditas, otomatis akan ada banyak ruang untuk tidak menaikkan suku bunga. Toh kalau pun harus naikkan suku bunga terukur," tambahnya.
Dia pun menjelaskan kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed, tidak berarti Industri perbankan langsung menaikkan suku bunga kredit. Sebab repricing suku bunga kredit perbankan mesti dilakukan dengan perhitungan yang matang.
"Itu tidak instan. Repricing kredit itu kan ada waktunya sehingga semua industri punya waktu menyiapkan diri supaya dampaknya bisa smooth. Otomatis ada term of condition-nya. Kalau harus di-reprice. Tidak mesti kalau Amerika naik sekian basis poin kita naikkan sekian basis poin. Tidak mesti begitu," jelas Wimboh.
Selain Industri perbankan, pasar modal diharapkan dapat tumbuh lebih baik lagi. Wimboh mengatakan pihaknya akan terus berupaya agar pasar modal Indonesia menjadi lebih tahan terhadap guncangan apalagi yang bersifat eksternal.
"Pasar modal kita harapkan bisa lebih likuid, emiten makin banyak, instrumen akan kita perbanyak. Ini akan membuat instrumen bervariasi. Kalau pasar likuid, instrumen banyak, enggak terlalu sensitif terhadap guncangan. Di samping itu pasar hedging yang selalu kita tingkatkan. Kemarin hegding Rupiah valas sudah kita hilangkan marginnya 10 persen sehingga memberi room yang leluasa. Terus kita upayakan," ujarnya.
Ketika ditanya apakah kenaikan suku bunga acuan The Fed bakal mengharuskan Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga, Wimboh enggan berkomentar banyak. "Itu terserah Bank Indonesia, saya rasa Bank Indonesia punya perhitungan yang cermat berapa dan kapan harus menaikkan suku bunga," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaOJK menggelar CEO Networking 2023 dengan tema 'Achieving Sustainable Growth through Cohesive Collaboration'.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang beragam di negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaHal yang perlu menjadi perhatian adalah terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK di level yang hampir sama.
Baca SelengkapnyaDengan kolaborasi yang solid, sektor keuangan dapat mengatasi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Baca Selengkapnyastabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat.
Baca SelengkapnyaHal itu berdasarkan rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.
Baca Selengkapnya