Bos OJK: Likuiditas perbankan Indonesia saat ini tembus Rp 618 triliun
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keungan (OJK), Wimboh Santoso mencatat likuiditas perbankan Indonesia saat ini mencapai Rp 618 triliun.
"Industri perbankan punya likuiditas yang mencapai Rp 618 triliun. Jadi ini yang bisa dipergunakan untuk membiayai pertumbuhan kredit dan sebagainya," kata Wimboh, di Gedung Kementerian Keuangan RI, Senin (28/5).
Dengan besarnya likuditas tersebut, Wimboh meminta perbankan untuk lebih aktif dalam pemberian kredit, sebab angka CAR (rasio kecukupan modal) saat ini juga sudah jauh di atas batas minimum.
-
Kenapa Warsilah butuh pinjaman dari BRI? Berbekal tekad dan kegigihan, Warsilah merintis usahanya seorang diri.'Ini (usaha) berawal dari PHK suami saya. Kebetulan ada Covid. Dari situ suami terdampak PHK dan saya juga jual alat jahit di rumah. Yang terlibat kebetulan saya sendiri sih. 'Kebetulan modal dari pesangon. Alhamdulillah waktu itu dapat pesangon dari suami. Saya belikan mesin jahit. Selain jahit kan jual peralatan alat jahit ya saya siapkan stok barang-barang peralatan jahit,' urai Warsilah.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana Warsilah pakai pinjaman BRI? Pinjaman dari Holding UMi BRI itu pun digunakannya untuk menambah stok barang di toko, membeli peralatan jahit, dan mengembangkan usaha sewa baju. Berkat ketekunan dan strategi yang tepat, usahanya pun berkembang pesat.'Ya Alhamdulillah sih meskipun tidak secara langsung. Saya terbantu untuk terus melakukan stok barang di toko saya berkat pinjaman ini,' kata dia.
-
Siapa yang harus terlibat dalam over kredit? Selanjutnya, pembeli melengkapi dokumen pribadi yang mencakup KTP, NPWP, Surat Keterangan Kerja, slip gaji tiga bulan terakhir, rekening gaji tiga bulan terakhir. Selain itu, penjual rumah atau debitur lama juga harus melengkapi beberapa dokumen seperti KTP, Foto copy Perjanjian Kredit, Foto copy sertifikat rumah, Foto copy IMB, Foto copy Akad pembiayaan, Lampiran Outstanding (sisa pinjaman KPR), Biaya Over Kredit Rumah Bagi Pembeli dan Penjual, Foto copy SPPT dan PBB lima tahun terakhir beserta bukti pelunasannya (STTS), Bukti pembayaran cicilan terakhir Penjual, Buku tabungan asli digunakan sebagai pembayaran cicilan.
-
Kenapa Bank Jatim salurkan kredit? 'Kebetulan hari ini bankjatim melakukan penyerahan kredit Jatim Ritel Investasi kepada Ibu Balkiah yang merupakan debitur kami yang bergerak di bidang penerbitan dan perdagangan buku', jelasnya.Menurutnya, penyaluran kredit tersebut merupakan upaya mendukung program Kampoeng Kreasi.
-
Bagaimana BRI mendorong pertumbuhan kredit UMKM? Hingga kuartal I/2023, BRI sendiri berhasil mencatat pertumbuhan kredit di sektor UMKM sebesar 9,6% year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp989,6 triliun. Jumlah tersebut mengambil porsi 83,86% dari total kredit BRI.
"Dengan ukuran CAR 20,38 persen ini jauh di bawah minimum yang dipersyaratkan di aturan internasional, sehingga kita ini mempunyai ruang yang cukup luas untuk memberikan peran serta dalam mendukung pemberian kredit," ujarnya.
Sementara itu, di sisi intermediasi sampai April, kinerja sektor jasa keuangan terus mencatatkan kinerja yang positif.
"Sebagaimana ditunjukkan kredit perbankan (secara tahunan/yoy) sudah mencapai 8,94 persen, ini lebih tinggi dari 2017. Dan untuk perusahaan pembiayaan itu sebesar 6,36 persen (yoy), sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 8,06 persen (yoy)," ujarnya.
Selain itu, premi asuransi jiwa dan umum juga mengalami pertumbuhan masing-masing 38,44 persen dan 18,61 persen yoy. "Asuransi umum 310 persen dan asuransi jiwa 450 persen, dan ini minimum dari 120 persen."
"OJK akan tetap melakukan pengawasan sektor jasa keuangan agar masih bisa tetap sehat dan mampu mendukung adanya pertumbuhan pembiayaan termasuk kredit."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal yang perlu menjadi perhatian adalah terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK di level yang hampir sama.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data OJK, tabungan orang Indonesia pada bulan Februari meningkat jadi Rp8.441 triliun.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen yoy atau menjadi Rp8.147,17 triliun.
Baca SelengkapnyaKondisi industri perbankan tercatat cukup resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 25,41 persen.
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit perbankan melanjutkan tren pertumbuhan sejak periode sebelumnya dan searah dengan target pertumbuhan tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan proyeksi laba perbankan masih dapat tumbuh secara berkelanjutan, terutama setelah adanya kebijakan relaksasi moneter berupa penurunan BI Rate.
Baca SelengkapnyaPembiayaan UMKM harus dipermudah, karena penyaluran kredit perbankan ke UMKM baru 21 persen dari total kredit yang ada.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat, penyaluran kredit perbankan tumbuh 9,39 persen secara tahunan pada Mei 2023 menjadi Rp6.577 triliun.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca Selengkapnya