Bos Organda tak mau gegabah turunkan tarif angkutan umum
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-JK kembali mengoreksi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar. Premium kembali turun jadi Rp 6.600 dan Solar turun jadi Rp 6.400 per liter. Harga baru ini mulai berlaku Senin tanggal 19 Januari 2015.
Penurunan harga BBM ternyata tidak serta merta membuat tarif angkutan umum turun. Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengaku masih butuh waktu untuk mengevaluasi penyesuaian tarif yang pas untuk angkutan umum.
Ketua Organda, Eka Sari Lorena mengatakan pihaknya tidak akan sembarangan menurunkan tarif angkutan umum. Pihaknya masih melakukan kajian mendalam untuk mematangkan evaluasi tarif tersebut."Kami tidak boleh gegabah (menurunkan tarif angkutan umum), Ini kan masih berlaku hari Senin nanti," ujarnya ketika dihubungi merdeka.com, di Jakarta, Sabtu (17/1).
-
Apa jenis BBM yang turun harganya? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Kenapa tarif tol didiskon? Diskon tarif tol untuk menghindari terjadinya kepadatan arus lalu lintas pemudik di ruas jalan tol, yang sudah mengalami peningkatan harian ke arah Tran.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
Eka Sari Lorena akan menghitung dan menganalisa biaya-biaya komponen yang membentuk tarif angkutan. Menurutnya, tarif tidak hanya bergantung pada BBM, tapi juga spare part dan lain sebagainya.
Namun demikian, untuk tarif angkutan barang akan tetap menggunakan mekanisme pasar dan tidak bergantung pada BBM. Jika permintaan banyak maka harga akan naik dan begitu pula sebaliknya.
"Untuk angkutan barang tetap menggunakan mekanisme pasar, adanya penurunan harga BBM terhadap biaya operasional saat ini hanya pengaruhi sebesar 8 persen," jelas dia.
Saat ditanya kapan evaluasi tersebut selesai, dia mengatakan paling tidak membutuhkan waktu satu sampai dua minggu. "Baru senin terjadi dan harus lihat apa yang terjadi di lapangan akan harga-harga barang, harga-harga sparepart," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Irfan mengatakan, nilai tukar atau kurs (exchange rate) serta harga avtur yang fluktuatif menjadi tantangan bagi Garuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra meminta Kemenhub meninjau ulang TBA tiket pesawat.
Baca SelengkapnyaSigit menyampaikan bahwa kajian itu masih dilakukan seiring dengan usulan dari maskapai penerbangan melalui Indonesia National Air Carrier Association (INACA).
Baca SelengkapnyaTarif KRL memang belum pernah mengalami kenaikan lagi sejak 2016.
Baca SelengkapnyaMenurut Menhub Budi, ada empat faktor utama yang membuat batas tarif pesawat melonjak.
Baca SelengkapnyaRencana pungutan iuran melalui tiket pesawat tersebut masih dalam proses kajian.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Evita Nursanty menyentil tingginya harga tiket pesawat jelang akhir tahun
Baca SelengkapnyaKehadiran satgas perlu mendapat apresiasi sehingga pemerintah dapat melihat struktur biaya yang ditanggung maskapai.
Baca Selengkapnya“Rakyat membayar kereta cepat tiketnya Rp400.000 sekali jalan. Diperkirakan sampai kiamat pun tidak balik modal.”
Baca SelengkapnyaJika sudah ada ketetapan tarif KRL naik, maka akan disosialisasikan 3 bulan sebelum pelaksanaan.
Baca SelengkapnyaBukan karena Kartel, Dirut Garuda Bongkar Penyebab Mahalnya Harga Tiket Pesawat
Baca SelengkapnyaBiaya penerbangan domestik jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya penerbangan internasional atau ke luar negeri.
Baca Selengkapnya