Bos Pertamina: Ada bisikan yang ganggu pembangunan kilang baru
Merdeka.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto mengatakan, Indonesia sudah terlalu lama mencapai 25 tahun tak membangun kilang minyak. Hal ini disebabkan selama ini banyak bisikan yang menyebut pembangunan kilang minyak tidak ekonomis.
"Kita dicekoki citra bangun kilang tidak ekonomis. Di masa lalu, bangun kilang berdebat ekonomis atau tidak. Akibatnya 25 tahun tidak ada kilang baru," ujar Dwi di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (10/12).
Pertamina pun ngotot untuk bangun kilang baru guna mendukung program kemandirian energi. Tanpa pembangunan kilang baru, kata Dwi, Indonesia akan terus tergantung pada kilang-kilang minyak di luar negeri, terutama Singapura.
-
Kenapa Pertamina melakukan revitalisasi kilang? Tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk kilang tetapi juga memproduksi produk green energy seperti petrokimia, gas dan turunannya.
-
Mengapa Pertamina membangun kilang baru di Balikpapan? Keberhasilan proyek RDMP Balikpapan akan menaikkan kapasitas produksi Kilang Balikpapan sebesar 100 ribu barrel per hari, yang artinya kapasitas produksi Kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barrel per hari dari kapasitas awal 260 ribu barrel hari.
-
Dimana proyek kilang baru Pertamina berada? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
-
Mengapa pabrik kina Bukit Unggul dibangun? Saat itu, Pemerintah Hindia Belanda gencar menanam dan memproduksi olahan kina guna mengantisipasi serangan nyamuk Malaria yang sempat memakan korban ribuan warga Eropa di Batavia tahun 1800-an.
-
Kenapa Pertamina bangun terminal LPG di Bima dan Kupang? 'Terminal LPG Bima dan Kupang akan mendukung terwujudnya availability, accessibility, dan affordability energi khususnya LPG di wilayah NTB dan NTT. Penyelesaian PSN ini menjadi penting karena besarnya manfaat ketersediaan energi yang berkeadilan bagi masyarakat bahkan sampai pelosok,' jelas Riva.
-
Kenapa Belanda menghancurkan kilang minyak di Wonokromo? Demi mengadang Jepang menguasai aset-aset penting, kolonial Belanda menghancurkan berbagai objek vital seperti gedung pemerintahan, gedung militer persenjataan, hingga kilang minyak di Wonokromo.
Dwi memaparkan, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional sebesar 1,6 juta barel per hari. Sementara kilang di Indonesia yang dimiliki Pertamina, hanya bisa mengolah dan memproduksi BBM sebesar 800.000 bph. Untuk itu, Pertamina harus menutupi kebutuhan dari impor sebesar 800.000 bph.
Kondisi Indonesia bertolak belakang dengan kondisi Singapura. Dwi mengatakan, kebutuhan BBM di Singapura hanya 150.000 barel per hari. Sementara kilang yang dimiliki Singapura memiliki kapasitas produksi dan pengolahan minyak hingga 1,3 juta barel per hari. Kelebihan produksi itulah yang diekspor oleh Singapura ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
"Kita tergantung kilang Singapura," jelas dia.
Dwi menambahkan, saat ini Pertamina berhasil memperoleh tambahan kemampuan mengolah minyak setelah mengakuisisi dan mengoperasikan kilang PT Trans Pacific Pertrochemical Indotama (TPPI) di Tuban dan program Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Cilacap, Jawa Tengah.
"Sekarang kemampuan kilang kami jadi 880.000 barel. Ini tambahan dari TPPI dan RFCC," pungkas dia.
Sebelumnya, di Istana Kepresidenan, Dwi memaparkan bahwa Pertamina sedang menggarap percepatan pembangunan kilang minyak sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dwi menyebut total nilai proyek kilang tersebut mencapai USD 40 miliar atau mencapai Rp 553 triliun (Rp 13.825 per USD).
"Kami tadi juga laporkan bahwa yang RDMP (Refining Development Masterplan Program) Cilacap sudah ditandatangani awalnya, kemudian nanti yang di Balikpapan segara setelah akhir Desember ini kita minta ditandatangani awalnya," jelas Dwi.
Dwi memaparkan ada 4 lokasi kilang RDMP atau peningkatan kapasitas dan 2 lokasi kilang baru. Untuk kilang yang ditingkatkan kapasitasnya yakni di Cilacap dengan alokasi dana sekitar USD 5,5 miliar, Balikpapan sekitar USD 5,5 miliar, Balongan dan Dumai masing-masing sekitar USD 4-4,5 miliar. Untuk kilang baru di Bontang dan Tuban diperkirakan membutuhkan dana pembanguna mencapai USD 10 miliar untuk masing-masing lokasi.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menyebut, Indonesia kini memegang saham 51 persen dari PT Freeport dan ditargetkan akan menjadi 61 persen.
Baca SelengkapnyaProduk yang dihasilkan dari kilang sebagai bagian dari PSO juga dijaga tetap dapat terjangkau.
Baca SelengkapnyaKhilmi tak setuju dengan pembangunan pabrik tersebut
Baca SelengkapnyaAlasannya, itu dinilai bakal mengganggu sistem kelistrikan yang sudah terbangun saat ini.
Baca SelengkapnyaPabrik yang berada di sisi Sungai Ciliwung itu saat ini masih disegel dengan garis kuning milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSuara Khilmi makin meninggi, ketika menjelaskan sudah terlalu banyak pabrik pupuk urea.
Baca Selengkapnyapemerintah tengah menyusun payung hukum bagi langkah ekspansi BUMN. Salah satunya PT Pertamina (Persero) ke beberapa sumber energi di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPertamina tengah mengkaji penjualan produk selain BBM di Pertashop, seiring dengan banyaknya keluhan penguaha Pertashop merugi.
Baca SelengkapnyaPeremajaan alat pabrik jadi salah satu hal penting untuk meminimalisir risiko. Menurutnya, kondisi peralatan pabrik terus menurun seiring waktu dan penggunaan.
Baca SelengkapnyaSejak 1975 silam, ternyata pabrik arang itu sudah beroperasi di sana. Tetapi seiring padatnya penduduk di sana, keberadaan pabrik menjadi masalah.
Baca SelengkapnyaSumur di Indonesia sekarang sudah lebih banyak air dibandingkan minyak. Dengan demikian, untuk mengangkat minyak tersebut, membutuhkan usaha dan teknologi.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengungkapkan bahwa ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh industri ini.
Baca Selengkapnya