Bos PT Bukit Asam Sebut Limbah Batubara Sekarang Bisa Diolah Jadi Produk Konstruksi
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi menghapus limbah batubara dari daftar kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Penghapusan tersebut tertuang pada peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada pasal 459 ayat 3 (C) dijelaskan Fly Ash Bottom Ash (FABA) dari kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan kegiatan lainnya tidak termasuk sebagai limbah B3, melainkan non-B3.
Menanggapi itu, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arviyan Arifin mengatakan, negara-negara maju, terutama Eropa sudah tidak mempermasalahkan lagi limbah batubara tersebut.
-
Dimana bahan bakar ramah lingkungan itu diekspor? Pada pekan lalu, bahan bakar kapal ini diekspor untuk pertama kalinya ke Singapura.
-
Kenapa bahan bakar ini diklaim ramah lingkungan? Melalui pemanfaatan air laut ini, diharapkan akan menjadi sumbangsih dalam perwujudan energi bersih dan terjangkau di Indonesia.
-
Bagaimana bahan bakar ramah lingkungan ini mengurangi emisi? Dengan kandungan sulfur dibatasi maksimum sebesar 0,5 persen, bahan bakar kapal itu bisa digunakan pada mesin diesel kapal dengan putaran rendah dan mengurangi emisi gas buang dari pembakaran mesin kapal.
-
Siapa yang mendapat manfaat dari bahan bakar ramah lingkungan Pertamina? VLSFO yang disalurkan Pertamina Patra Niaga sudah sesuai dengan standar ISO 8217:2017 dan regulasi International Maritime Organization terkait pengurangan emisi karbon dari bahan bakar kapal.
-
Bahan bakar ramah lingkungan apa yang diproduksi di Cilacap? PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sukses melakukan lifting perdana ekspor produk baru bahan kapal, Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur.
-
Siapa yang mengolah sampah menjadi batu bara? Ketua RW 07 Sarijadi, Deddy Dharmawan mengatakan jika di tahap terakhir adalah pengolahan menjadi bahan bakar serupa batu bara.'
"FABA ini sebenarnya di negara maju di Eropa terutama, sudah enggak ada masalah lagi sehingga teknologinya sudah jauh berkembang," kata Arviyan dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (12/3).
Arviyan menjelaskan, beberapa negara maju sudah memiliki teknologi yang memanfaatkan FABA untuk diubah menjadi produk konstruksi seperti conblock, bahan bangunan hingga semen. "Yang paling sederhana FABA ini bisa digunakan untuk jalan," ujarnya.
Berbeda dengan di Indonesia, limbah dari batubara dulunya masih tergolong dalam kategori limbah B3. Sehingga menurutnya, keputusan presiden tersebut sudah tepat karena FABA kini bisa dimanfaatkan untuk membuat produk-produk tertentu dengan menggunakan teknologi.
"Ini kabar baik dan gembira buat kita sehingga FABA bisa kita manfaatkan untuk hal-hal bermanfaat," ujarnya.
Bahkan, kata Arviyan, PLTU sudah memiliki teknologi yang bisa menangkap FABA. Sehingga limbah dari pembakaran batubara ini bisa diolah lagi. "PLTU sudah ada teknologinya untuk menangkap FABA ini yang terbang ini. Tapi yang kita pastikan hasil FABA ini bisa kita olah," katanya.
Kritik JATAM
Sebelumnya, Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menyoroti keputusan pemerintah menghapus limbah batubara dari daftar kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Mereka menilai dihapusnya FABA dari daftar limbah B3 adalah keputusan bermasalah dan berbahaya. Sebab batubara mengandung berbagai jenis unsur racun termasuk logam berat dan radioaktif.
Catatan JATAM, banyak laporan dan fakta atas terjadinya perubahan dan penurunan kondisi lingkungan dan kesehatan warga di sekitar PLTU. Seperti yang dialami warga dan petani di Mpanau Sulawesi Tengah, Cilacap Jawa Tengah, Indramayu dan Cirebon Jawa Barat, Celukan Bawang Bali, Ombilin Sumatera Barat, Muara Maung dan Muara Enim Sumatera Selatan, dan Suralaya Banten.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sumber biomassa berasal dari tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan hutan.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana mengurangi konsumsi batubara secara bertahap dan mengalihkan penggunaan batubara menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaPLTU Adipala terus berinovasi menjadi PLTU, yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakarnya.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi terus melakukan berbagai langkah pengolahan sampah.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaUang Rupiah tidak layak edar itu dibakar bersama batu bara di PLTU Bolok.
Baca SelengkapnyaBiomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer untuk menggantikan peran batu bara.
Baca SelengkapnyaKebijakan hilirisasi di Indonesia tetap menarik bagi investor asing.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan kajian Asian and Pacific Economic Review (APER) di kawasan ASEAN, Eniya menyebut angka investasi hijau saat ini lebih tinggi 70 persen.
Baca SelengkapnyaDalam aspek sosial, penggunaan bahan bakar alternatif berkontribusi dalam mencegah timbulnya persoalan dan penyakit akibat sampah yang menumpuk.
Baca SelengkapnyaFABA yang dimanfaatkan untuk sektor pertanian tersebut dalam bentuk pupuk organik.
Baca SelengkapnyaBriket adalah bahan bakar padat yang terbuat dari limbah. Briket digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak.
Baca Selengkapnya