Bos Pupuk Indonesia sebut harga gas di Indonesia masih mahal
Merdeka.com - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin meminta pemerintah kembali menurunkan harga gas untuk industri, khususnya industri pupuk. Dia menganggap harga gas yang ditetapkan pemerintah sebesar USD 6 per MMBTU masih mahal.
"Permasalahan di Indonesia, harga gas untuk pembuatan pupuk itu relatif tinggi. Bahkan kita tertinggi," kata Aas di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (16/10).
Lanjutnya, harga gas yang diperoleh produsen pupuk di negara lain rata-rata sekitar USD 1 hingga USD 3 per MMBTU. Sedangkan di Indonesia, harga gas mencapai USD 6 per MMBTU.
-
Kenapa harga pupuk mahal? Beberapa waktu belakangan ini, harga pupuk mahal dan keberadaannya kian langka. Secara umum kelangkaan pupuk terjadi karena dampak dari perang antara Rusia-Ukraina.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Kenapa harga Pertamax diusulkan naik? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
Aas menginginkan supaya harga gas dapat turun hingga USD 3, seperti yang berlaku di beberapa negara di dunia.
"Sekarang di dunia itu turun, harga pupuk juga turun yang tadinya sekitar USD 350-USD 400, sekarang di USD 200. Untuk perusahaan di luar negeri, dengan turunnya harga itu membuat mereka tidak merugi. Karena diikuti dengan penurunan harga gas. Kalau di Indonesia, harga internasional turun tapi harga kita tetap," katanya.
Dia mengatakan, pabrik pupuk yang ada di Indonesia banyak yang sudah tua sehingga pemakaian gas lebih boros. Sementara pesaing banyak yang memiliki pabrik baru dengan tingkat pemakaian gas yang lebih efisien.
"Di kita itu, pemakaian gas sekitar 30 MMBTU per ton. Umurnya sudah tua. Harga gas mahal, konsumsi gasnya cukup tinggi," tegas Aas.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SKK Migas berjanji akan menyeimbangkan semua proses harga gas melalui evaluasi penerapan HGBT.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM, mengatakan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti cadangan gas bumi dan juga penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Energi dan Sumber Daya mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk mengevaluasi biaya-biaya produksi gas bumi.
Baca SelengkapnyaHarga gas bumi akan berpengaruh pada beban produksi industri. Maka, harga murah bisa menjadi salah satu solusinya.
Baca SelengkapnyaSejumlah badan usaha swasta penyedia BBM semisal Shell Indonesia dan BP AKR terus mendongkrak harga BBM miliknya selama beberapa bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan perlu peran BPH Migas dan PT Pertamina, sekaligus pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi melalui digitalisasi.
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut bahwa jika harga beras murah maka akan berimbas pada petani.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaTerdapat 7 sektor industri yang dikenai patokan harga gas di bawah harga keekonomian, senilai USD 6 per mmBtu.
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaInsentif harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk 7 sektor industri membuat penerimaan negara turut berkurang hingga Rp15,6 triliun.
Baca SelengkapnyaProduk ubin keramik dari China sendiri diberikan insentif tax refund sebesar 14 persen oleh pemerintahnya.
Baca Selengkapnya