BPOM Jamin Mutu Vaksin Covid-19 Produksi Bio Farma
Merdeka.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjamin mutu dari vaksin Covid-19 yang diproduksi PT Bio Farma (Persero). Pernyataan itu diberikan setelah dilakukan peninjauan langsung produksi vaksin di Bandung.
Kepala BPOM, Penny K Lukito mengatakan, dia telah berbincang dengan Bio Farma untuk proses aspek mutu, khasiat dan keamanan vaksin Covid-19.
"Dapat kami laporkan, Alhamdulillah mutu vaksin dari Badan POM bersama Bio Farma dan MUI aspek halal, dapat dikatakan produk itu dapat diproduksi dengan baik," ujar Penny, Kamis (26/11).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang mendesak BPOM untuk sosialisasi? Ia mendesak BPOM segera meningkatkan sosialisasi masif atas kebijakan anyar tersebut.
Penny menyampaikan, Bio Farma juga berupaya untuk mendapatkan data klinis fase 3 yang dilakukan di Bandung, dan hasil uji klinis di negara lain seperti di Brasil.
"Dapat kami laporkan, hasil uji klinis hasil dari analisa sampel darah, analisa imuginitas, parameter ukur untuk scientific aspek keamanan, didapatkan aspek keamanan menunjukkan data lebih jauh lagi," ungkapnya.
Tak hanya bermutu dan aman, dia juga menekankan adanya khasiat yang baik. Itu dapat dilihat dari imuginitas bagaimana vaksin bisa timbulkan antibody di badan pengguna.
"Itu kemudian bisa dinetralisir ketika kita terpapar virus. Itu ada tahapan pengambilan sampel. Dan netralisasi dari vaksin terhadap virus bisa lebih lama. Itu buruh beberapa waktu, pemantauan 80 hari, suntikan pertama, 3 bulan 6 bulan," paparnya.
Data Sinovac untuk beberapa tahap pengujian disebutnya menunjukkan data yang baik. Oleh karenanya BPOM positif bahwa data-data selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
"Ini yakinkan kita, pemerintah hanya berikan vaksin akan percepat dengan EUA, dan persetujuan berbasiskan pembuktian bahwa berikan jaminan dari mutu yang baik, aspek keamanan dan efisiensi," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaApresiasi itu di berikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui BUMN bersama MSD sepakat tingkatkan edukasi tentang HPV.
Baca SelengkapnyaHal tersebut sesuai dengan arahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mengunjungi fasilitas produksi PT Etana Biotechnologies Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengambilan sampel anggur shine muscat meliputi beberapa wilayah, yakni Jabodetabek, Bandung, Bandar Lampung, Surabaya, Pontianak, Makassar, dan Medan.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaPelatihan yang diberikan oleh Biofarma maupun Unpad di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaIkrar menyataan akan menjalankan arahan yang dititipkan Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Baca Selengkapnya