Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BPS: Bahan Makanan dan Rokok Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar Juni 2019

BPS: Bahan Makanan dan Rokok Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar Juni 2019 Gedung BPS. ©2018 wordpress.com

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi 0,55 persen pada Juni 2019. Komponen penyumbang inflasi terbesar yaitu bahan makan.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, komponen bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,63 persen dengan andil terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 0,38 persen.

"Inflasi umum 0,55 persen, di situ kita mendeteksi inflasi tertinggi untuk bahan makanan karena masih ada dalam masa Lebaran, dengan inflasi 1,63 persen," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (1/7).

Dia menjelaskan, dari komponen bahan makanan, penyumbang inflasi terbesar yaitu cabai merah sebesar 0,2 persen. Kemudian diikuti oleh ikan segar sebesar 0,05 persen dan aneka sayuran sebesar 0,1 persen.

"Kenaikan inflasi cabai merah 0,2 persen, kemudian ikan segar sebesar 0,05 persen. Selebihnya tomat sayur, cabai hijau 0,1 persen. Tapi di sisi lain ada bawang putih yang harganya sudah turun. Kemarin deflasi sebesar 0,06 persen dan daging serta telur ayam ras 0,02 persen," jelas dia.

Selain bahan makanan, komponen yang mengalami inflasi pada Juni 2019 yaitu makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,59 persen dengan andil sebesar 0,1 persen. Komponen perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,17 persen dengan andil sebesar 0,04 persen.

"Untuk perumahan inflasi 0,17 persen. Komoditas yang menyumbang inflasi adalah kenaikan upah asisten rumah tangga sebesar 0,01 persen," kata dia.

Kemudian, untuk komponen sandang mengalami inflasi 0,81 persen dengan andil sebesar 0,05 persen. Di komponen ini, inflasi disebabkan oleh kenaikan harga emas dan perhiasan.‎"Pada sandang yang dominan adalah kenaikan harga emas, perhiasan. Kita tahu harga emas naik signifikan. Ini terjadi di 76 kota yang kita pantau, tertinggi di serang 6 persen dan Tarakan Ternate naik 5 persen," ungkap dia.

Untuk komponen kesehatan dan pendidikan, lanjut Suhariyanto, pada Juni 2019 cenderung tidak mengalami inflasi. Untuk kesehatan mengalami inflasi 0,19 peren dengan andil 0,01 persen. Sedangkan pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,07 persen dengan andil 0 persen.

"Kesehatan dan pendidikan dia akan muncul di Juli ketika anak-anak mulai sekolah," lanjut dia.

Sedangkan untuk komponen transportasi, komunikasi dan jasa keuangan justru mengalami deflasi 0,14 persen pada Juni 2019, dengan andil sebesar -0,03 persen. Hal ini sebabkan mulai turunnya sejumlah harga tiket pesawat.

‎"Jadi bahan makanan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar di Juni 2019. Kenaikan terbesar dialami oleh cabai merah, ikan segar, beberapa sayuran, dan perhiasan permata. Penghambat inflasi, yaitu dengan turunya harga bawang putih, tiket pesawat, harga ayam dan telur ras," tandas dia.

Reporter: Septian Deny

Sumber: Liputan6.com (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BPS Catat Inflasi Januari 2024 0,04 Persen, Terendah dalam 5 Tahun Terakhir
BPS Catat Inflasi Januari 2024 0,04 Persen, Terendah dalam 5 Tahun Terakhir

Secara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023

Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap BPS soal Inflasi Tinggi pada Ramadan Tahun Ini
Penjelasan Lengkap BPS soal Inflasi Tinggi pada Ramadan Tahun Ini

Komoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.

Baca Selengkapnya
BPS DKI: Inflasi Jakarta Agustus 2024 Tercatat 1,98 Persen
BPS DKI: Inflasi Jakarta Agustus 2024 Tercatat 1,98 Persen

Laju inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51 persen.

Baca Selengkapnya
Inflasi November Naik karena Mahalnya Harga Pangan, Terutama Cabai
Inflasi November Naik karena Mahalnya Harga Pangan, Terutama Cabai

Tercatat, tingkat inflasi pada Oktober 2023 hanya sebesar 0,17 persen secara month to month.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024

Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024

Baca Selengkapnya
Ayam dan Telur Jadi Biang Kerok Inflasi Maret 2024
Ayam dan Telur Jadi Biang Kerok Inflasi Maret 2024

Telur ayam dan daging ayam ras berkontribusi terhadap inflasi Maret 2024 sebesar 0,9 persen.

Baca Selengkapnya
BPS Catat Inflasi Agustus 2023 Sebesar 3,27 Persen
BPS Catat Inflasi Agustus 2023 Sebesar 3,27 Persen

Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada Juli 2023 lalu yang berada di level 3,08 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Indonesia Alami Deflasi 0,18 Persen Periode Juni-Juli
Indonesia Alami Deflasi 0,18 Persen Periode Juni-Juli

Deflasi periode ini lebih dalam ketimbang Mei dan Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Harga Barang Turun, BPS Catat Deflasi Juni 2024 Capai 0,08 Persen
Harga Barang Turun, BPS Catat Deflasi Juni 2024 Capai 0,08 Persen

komoditas penyumbang utama deflasi Juni 2024 adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,09 persen.

Baca Selengkapnya
Waduh, 3 Komoditas Penyumbang Inflasi Justru Tak Disukai Petani
Waduh, 3 Komoditas Penyumbang Inflasi Justru Tak Disukai Petani

Inflasi November 2023 naik akibat lonjakan berbagai harga pangan, salah satunya cabai.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Harga Beras hingga Cabai Rawit Meroket, Inflasi Oktober 2023 Tercatat 2,56 Persen
Gara-Gara Harga Beras hingga Cabai Rawit Meroket, Inflasi Oktober 2023 Tercatat 2,56 Persen

Angka inflasi ini lebih tinggi dari September 2023 sebesar 0,19 persen.

Baca Selengkapnya