BPS catat neraca perdagangan Januari alami surplus USD 710 juta
Merdeka.com - Neraca Perdagangan Indonesia pada Januari 2015 mengalami surplus sebesar USD 710 juta. Kinerja neraca perdagangan tersebut membaik jika dibandingkan tahun lalu yang mengalami defisit USD 443,9 juta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada Januari 2015 mencapai USD 13,3 miliar. Sedangkan, nilai impor Indonesia pada Januari 2015 mencapai USD 12,59 miliar.
Kepala BPS Suryamin mengatakan kinerja perdagangan tersebut mengalami penurunan dari Desember 2014. Komoditi migas mengalami defisit USD 38,6 juta. Sedangkan, komoditas non migas mengalami surplus mencapai USD 1,392 miliar.
-
Apa yang membuat cadangan devisa RI meningkat? 'Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak. Faktor lainnya, jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.'
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
"Ini jadi gambaran yang baik ya. Ada peningkatan di neraca migas dan non migas. Walaupun migas defisit tapi surplus non migas meningkat," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/2).
Sementara, dari volume neraca perdagangan juga mengalami surplus sebesar 30,64 juta ton. Dengan ekspor 46,62 juta ton dan impor 11,98 juta ton.
Dalam tiga tahun terakhir, neraca perdagangan semakin membaik. Pada 2012, neraca perdagangan Januari defisit sebesar USD 1,66 miliar. Pada 2013 mengalami defisit USD 4,07 miliar.
"Tahun 2014 juga alami defisit USD 1,88 miliar dan Januari 2015 alami surplus USD 710 juta. Trennya mudah-mudahan terus membaik," pungkas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
APBN pada bulan Oktober mengalami defisit Rp700 miliar atau 0,003 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaSelain sektor penerimaan, Bea Cukai turut mendukung APBN 2023 dengan menjaga stabilitas kondisi ekonomi.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaPemerintah selama 8 bulan terakhir sukses menjaga realisasi pendapatan lebih besar dibanding pengeluaran atau belanja pemerintah.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaMeski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.
Baca SelengkapnyaRealisasi ini setara dengan 0,71 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaTotal produksi ikan di semester I 2024 sebanyak 11, 81 ton.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca Selengkapnya