BPS: Defisit Perdagangan Indonesia Melebar Jadi USD 1,16 Miliar di Januari 2019
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit USD 1,16 miliar pada Januari 2019. Defisit tersebut salah satunya disebabkan oleh turunnya ekspor Indonesia di awal tahun.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pada Januari 2019, total ekspor Indonesia sebesar USD 13,87 miliar. Angka ini turun 4,74 persen dibandingkan Januari 2018 yang sebesar USD 14,55 miliar dan Desember 2018 yang sebesar USD 14,33 miliar.
Sementara untuk impor, pada Januari 2019 tercatat sebesar USD 15,03 miliar. Angka ini juga turun 2,19 persen dibandingkan Desember 2018.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Siapa yang nilai pasarnya turun? Thom Haye, gelandang berusia 29 tahun dari Almere City, mengalami penurunan nilai pasar yang sangat signifikan.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
"Maka necara perdagangan pada Januari 2019 mengalami defisit sebesar USD 1,16 miliar," ujar dia di Kantor BPS Jakarta, Jumat (15/2).
Suhariyanto menyatakan, defisit pada Januari 2019 ini sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan defisit pada Desember 2018 yang sebesar USD 1,03 miliar.
"Defisit di Januari 2019 ini disebabkan oleh defisit migas sebesar USD 454 juta dan juga defisit nonmigas sebesar USD 704 juta," kata dia.
Selain itu, menurut dia, dari Desember 2018 ke Januari 2019, harga beberapa komoditas nomigas mengalami kenaikan, namun ada juga yang mengalami penurunan.
Komoditas non migas yang mengalami kenaikan seperti minyak kepala sawit, karet, nikel, timah, naik. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan yaitu batubara, tembaga, aluminium dan seng. Sementara komoditas migas yang naik yaitu minyak mentah.
"Fluktuasi harga ini memengaruhi ekspor impor Indonesia," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaPenurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh nilai impor non migas.
Baca Selengkapnya