BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Defisit USD 8,57 Miliar Sepanjang 2018
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sebesar USD 1,10 miliar pada Desember 2018. Dengan demikian sepanjang 2018 Indonesia defisit sebesar USD 8,57 miliar.
"Neraca perdagangan pada bulan Desember 2018 defisit USD 1,10 miliar, ini lebih kecil dari November USD 2,05 miliar. Masih defisit tapi mengecil," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/1).
Defisit neraca perdagangan pada Desember 2018 disumbang oleh impor sebesar USD USD 15,28 miliar. Angka ini turun sekitar 9,60 persen jika dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Siapa yang nilai pasarnya turun? Thom Haye, gelandang berusia 29 tahun dari Almere City, mengalami penurunan nilai pasar yang sangat signifikan.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Nilai pasar pemain apa yang turun? Nilai pasarnya yang semula berada di angka 3 juta euro kini merosot menjadi hanya 1,5 juta euro, atau turun sebesar 50 persen.
"Impor Desember 2018 sebesar USD 15,28 miliar, kalau dibandingkan dengan nilai impor November 2018 itu turun sebesar 9,60 persen. Ini disebabkan impor migas turun tajam 31,45 persen sementara impor nonmigas turun 5,14 persen," jelasnya.
Selain impor, defisit neraca perdagangan juga dipengaruhi oleh nilai ekspor Indonesia pada Desember 2018. Di mana ekspor bulan Desember mengalami penurunan cukup besar sebesar 4,89 persen menjadi USD 14,18 miliar jika dibandingkan dengan November 2018.
"Ekspor pada Desember 2018, sebesar 14,18 miliar turun 4,89 persen dibandingkan November 2018," pungkas Suhariyanto.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebut bahwa neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018 masih akan mengalami defisit. Meski demikian, defisit yang terjadi akan lebih kecil dibandingkan November lalu sebesar USD 2,05 miliar.
"Neraca perdagangan kita tunggu saja, Kalau masih defisit, defisit. Tapi yang penting trennya yang menurun ya," kata Dody saat ditemui di Kompleks Masjid BI, Jakarta, Jumat (11/1).
Dody mengatakan, sepanjang 2018 tekanan dari sisi impor masih cukup tinggi. Sehingga tidak menutup kemungkinan neraca perdagangan Indonesia 2018 akan kembali mengalami defisit.
"(Kita lihat) penyebabnya apakah kenaikan yang tajam dari ekspor atau kenaikan yang tajam dari impor tentunya tren kita lihat dan kita melihat juga impor barang modal yang terkait investasi mendorong impor tinggi, tapi trennya ke arah penurunan," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Surplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaPenurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh nilai impor non migas.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca Selengkapnya