BPS: November, neraca perdagangan surplus USD 776,8 juta
Merdeka.com - Neraca perdagangan November 2013 sesuai data dwi bulanan Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat surplus USD 776,8 juta. Hal itu disumbangkan capaian ekspor yang mencapai USD 15,93 miliar, sedangkan impor hanya sebesar USD 15,15 miliar. Surplus ini tertinggi sejak April 2012, karena selama dua tahun terakhir Indonesia lebih sering defisit.
Data November ini meneruskan tren positif sektor perdagangan riil, selepas tiga bulan. Kemarin, Indonesia juga mengalami surplus.
Situasi ini sekaligus berkebalikan dengan di periode Oktober-November 2012, di mana saat itu perdagangan defisit berturut-turut, USD 1,9 miliar, dan disusul USD 618 juta.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Kapan IPM di Indonesia meningkat? Pada tahun 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan laporan yang mengulas tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang merupakan salah satu indikator utama untuk menilai kualitas sumber daya manusia (SDM) di berbagai provinsi di Indonesia.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Dimana permintaan pisang meningkat? FOTO: Kebutuhan Pisang Meningkat sampai Tiga Kali Lipat di Bulan Ramadan Pedagang sibuk menurunkan pisang di tengah meningkatnya permintaan di bulan Ramadan di Pasar Lembang, Kota Tangerang, Kamis (28/3/2024).
"Sekarang surplus dua bulan berturut-turut. Kemarin Oktober kita surplus 24,3 juta. November, kita surplus juga. Ini gambaran yang bila terus terjadi, bagus untuk perekonomian negara," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Kamis (2/1).
Ditinjau dari perkembangan ekspor-impor menurut kelompok barang, sektor minyak dan gas (migas) pada November menyumbang defisit USD 1,2 miliar. Sementara perdagangan non-migas melanjutkan sentimen positif dengan kembali surplus USD 1,2 miliar.
Meski secara umum dua bulan lalu neraca perdagangan menggembirakan, namun jika ditinjau dari data neraca tahunan, defisit masih membayangi Indonesia.
Suryamin menegaskan, biang kerok defisit tahunan seperti bulan-bulan sebelumnya, masih dikarenakan perdagangan migas. Januari-November 2013, defisit perdagangan secara total mencapai USD 5,6 miliar.
Impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jadi dari luar negeri menyumbang defisit terbesar. "Defisit tahunan ini akibat impor minyak mentah USD 3,1 miliar, dan hasil minyak USD 22 miliar selama periode Januari-November," ungkapnya.
Alhasil, akibat buruknya pengelolaan migas, capaian positif sektor non-migas tertutup. Jelang akhir 2013, perdagangan produk perkebunan, manufaktur, maupun pangan dari Indonesia berhasil surplus USD 6,2 miliar. Dibandingkan, November 2012, capaian ini meningkat dua kali lipat.
"Periode yang sama tahun lalu, non-migas kita surplus USD 3,36 miliar. Di sisi non-migas peningkatannya lumayan, tapi konsumsi migas kita cukup tinggi," kata Suryamin.
Salah satu surplus terbesar Indonesia sepanjang tahun lalu adalah dengan India, berkat ekspor CPO, alat elektronik, printer, serta karet dan bahan-bahan olahan karet. Namun, dari sisi impor, yang mengejutkan Indonesia defisit dengan ASEAN USD 527 juta pada periode Januari-November. Suryamin menyoroti penyebabnya terutama karena banyak mengimpor kendaraan dan produk pertanian dari Thailand, yang mencapai USD 5,1 miliar.
"Padahal kita dengan Singapura surplus, Malaysia surplus, tapi dengan Thailand saja itu kita terlalu banyak impor," ujarnya.
Dari segi volume barang yang diekspor maupun datang ke Tanah Air, perdagangan November 2013 terjadi surplus 53,64 juta ton. Indonesia dua bulan lalu telah mengekspor 65,2 juta ton komoditas, dengan impor 11,64 juta ton.
"Artinya, dari segi volume, barang yang diimpor lebih sedikit tapi nilainya hampir menyamai komoditas ekspor," kata Suryamin.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neracar perdagangan Indonesia pada bulan November 2024 tembus USD4,47 miliar atau sekitar Rp64 triliun.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaIndonesia baru saja mencatat surplus neraca dagang selama empat tahun berturut-turut.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada April 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca Selengkapnya