BPS: Produksi industri manufaktur besar-sedang naik 4,33 persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I-2017 meningkat 4,33 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Untuk industri mikro dan kecil juga meningkat 6,63 persen dibandingkan periode yang sama di 2016.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan, kenaikan produksi tersebut utamanya disebabkan kenaikan pada produksi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9,59 persen, diikuti industri makanan 8,20 persen.
"Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri tekstil turun 6,87 persen, industri minuman turun 5,42 persen dan industri kayu dan sejenisnya turun 4,49 persen," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (2/5).
-
Apa yang mendorong peningkatan produksi? Peningkatan permintaan baru menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aktivitas produksi.
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Mengapa menghitung persentase kenaikan penting untuk para pelaku usaha? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan.
-
Apa yang dimaksud dengan persentase kenaikan? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan. Dengan menghitung persentase kenaikan, pelaku usaha atau perusahaan dapat memiliki patokan untuk membandingkan kenaikan keuntungan, produksi barang, atau penjualan.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I-2017 pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung naik 21,35 persen, Provinsi Jambi naik 12,59 persen dan Provinsi DKI Jakarta naik 12,47 persen.
"Sedangkan provinsi provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Bengkulu turun 9,05 persen, Sumatera Utara turun 7,60 persen dan Provinsi Kepulauan Riau turun 7,50 persen," ungkap Suhariyanto.
Sementara itu, pertumbuhan industri mikro dan kecil triwulan I tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Kalimantan Utara naik sebesar 41,90 persen, lalu disusul oleh Provinsi Sulawesi Barat sebesar 36,40 persen dan Provinsi Nusa Tenggara Timur naik sebesar 27,53 persen.
"Provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan industri mikro dan kecil berturut turut yaitu Provinsi NTB turun 9,56 persen, Provinsi Jawa Tengah turun 3,28 persen dan Provinsi Kepulauan Riau turun 1,68 persen," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPlt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelima sektor ini berkontribusi sebesar 64,94 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Baca SelengkapnyaSejalan dengan proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0% pada 2024, realisasi investasi menunjukkan tren
Baca SelengkapnyaIndustri manufaktur di dalam negeri saat ini mengalami geliat pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaKontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.
Baca SelengkapnyaSektor manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Faisol menilai hal ini justru menjadi peluang bagi industri dalam negeri seperti pabrik smelter nikel.
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada Juli 2023 lalu yang berada di level 3,08 persen (yoy).
Baca Selengkapnya