BPS Sebut Pelemahan Rupiah Bantu Ekspor Indonesia Naik 30 Persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2021 mencapai USD 18,35 miliar. Angka tersebut melesat naik 20,31 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan meroket 30,47 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, realisasi ekspor yang meninggi tersebut terjadi berkat penyaluran barang migas dan non-migas ke pasar internasional yang naik. Namun, dia tidak menampik bahwa penurunan nilai tukar rupiah ikut memberi andil dalam performa ekspor.
Sebagai catatan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terdepresiasi 1,89 persen selama Maret 2021 kemarin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
"Betul tadi disampaikan, selama Maret kemarin ada depresiasi rupiah. Tentunya harga produk kita lebih murah, sehingga lebih kompetitif dan meningkatkan ekspor," ujar Suhariyanto dalam sesi teleconference, Kamis (15/4/2021).
Namun demikian, Suhariyanto belum mau mengklaim bahwa ucapannya tersebut 100 persen tepat. Menurut dia, Bank Indonesia selaku pembuat kebijakan moneter lebih tepat menjawabnya.
Suhariyanto juga tidak mau banyak bicara, apakah peningkatan ekspor pada Maret 2021 ini akan berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2021. BPS disebutnya masih mengumpulkan data, dan baru akan melaporkannya pada 5 Mei 2021.
"Kemudian realisasi ekspor ini apakah akan membuat q1 negatif, jawabannya sabar dulu. Jadi nanti jawabannya akan saya sampaikan tanggal 5 Mei, karena data kita masih belum komplit," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaEkspor besi dan baja berkontribusi tingkatkan ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeningkatan nilai ekspor Mei secara bulanan tetutama didorong oleh peningkatan ekspor non migas
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaBegini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaPenurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh nilai impor non migas.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani klaim pergerakan Rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Baca Selengkapnya