Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BPS: September, neraca perdagangan RI defisit USD 270,3 juta

BPS: September, neraca perdagangan RI defisit USD 270,3 juta BPS. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit USD 270,3 juta pada September 2014. Ini merupakan defisit neraca perdagangan kelima dialami Indonesia tahun ini.

Pada Januari, neraca perdagangan defisit sebesar USD 0,45 miliar, April USD 1,97 miliar. Kemudian, Juni USD 0,30 miliar, dan Agustus USD 0,31 miliar.

"Defisit ini terus menurun dan memang semoga bisa menghilang," ujar Kepala BPS Suryamin, saat jumpa pers di Kantornya, Jakarta, Senin (3/11).

secara volume, neraca perdagangan september surplus 32,9 juta ton. Defisit muncul lantaran nilai impor pada September sebesar USD 15,55 miliar. Lebih tinggi ketimbang ekspor hanya USD 15,28 miliar.

Suryamin mengungkapkan, nilai impor sebesar USD 15,55 miliar itu naik 0,23 persen ketimbang periode sama tahun lalu. Jik dibandingkan Agustus, nilai impor naik 5,09 persen. "Migas naik 7,42 persen. Nonmigas naik 4,39 persen," jelasnya.

Total impor Januari-September USD 134,37 miliar atau turun 4,26 persen. Dan impor nonmigas USD 101,35 miliar, turun 5,03 persen.

"Share terbesar mesin dan peralatan mekanik US 19,56 miliar dan mesin dan peralatan listrik USD 13,04 miliar."

Aktivitas impor didominasi tiga negara Asia, menguasai 42,50 persen dari total nilai impor Indonesia. China menjadi terbesar dengan meraup USD 22,41 miliar, diikuti Jepang USD 12,99 miliar, dan Singapura USD 7,68 miliar.

Impor bahan baku sebanyak USD 102,80 miliar (76,50 persen). Kemudian, barang modal USD 22,11 miliar (16,45 persen), dan barang konsumsi USD 9,47 miliar (7,05 persen).

Kemudian, total ekspor Januari-September sebesar USD 132,7 miliar atau turun 0,93 persen. Ekspor nonmigas Januari-September USD 109,3 miliar turun 0,81 persen.

Ekspor terbesar adalah bahan bakar minyak USD 16,2 mineral, lemak dan minyak hewan USD 15,44 miliar.

Sektor industri menyumbang ekspor terbesar USD 887,85 miliar (66,20 persen). Diikuti migas USD 23,40 miliar (17,63 persen), tambang USD 17,23 miliar (12,99 persen), dan pertanian USD 4,22 miliar (3,18 persen).

"Tambang ada penurunan karena dampak smelter. Dari USD 22 miliar bulan sebelumnya," ucapnya.

China masih menjadi negara tujuan ekspor utama dengan nilai sebesar USD 12,58 miliar. Dibuntuti Amerika Serikat USD 11,87 miliar, dan Jepang USD 10,71 miliar.

"Tiga terbesar menguasai pangsa pasar 32,17 persen," tuturnya. (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Top! Neraca Dagang Indonesia Kembali Surplus 41 Bulan Berturut-turut
Top! Neraca Dagang Indonesia Kembali Surplus 41 Bulan Berturut-turut

Catatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Ekonomi RI Deflasi Lima Bulan Berturut-turut, BPS Singgung Krisis Ekonomi 1999
Ekonomi RI Deflasi Lima Bulan Berturut-turut, BPS Singgung Krisis Ekonomi 1999

Deflasi pada periode 1999 terjadi selama tujuh bulan berturut-turut. Dalam catatannya, deflasi terjadi pada Maret hingga September.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024

APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 52 Bulan Berturut-turut
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 52 Bulan Berturut-turut

Surplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram

Transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.

Baca Selengkapnya
Indonesia Catatkan Surplus Neraca Perdagangan 51 Bulan Berturut-turut
Indonesia Catatkan Surplus Neraca Perdagangan 51 Bulan Berturut-turut

Neraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024

Realisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).

Baca Selengkapnya
Kinerja Impor Indonesia Meroket Jadi Rp336,93 Triliun di Juli 2024
Kinerja Impor Indonesia Meroket Jadi Rp336,93 Triliun di Juli 2024

Secara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.

Baca Selengkapnya
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 50 Bulan Berturut-Turut
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 50 Bulan Berturut-Turut

Surplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023

Pendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar

NPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.

Baca Selengkapnya
Neraca Dagang Oktober 2024 Surplus USD2,48 Miliar, Catatkan Surplus 54 Bulan Berturut-turut
Neraca Dagang Oktober 2024 Surplus USD2,48 Miliar, Catatkan Surplus 54 Bulan Berturut-turut

Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar.

Baca Selengkapnya