Bukan Inflasi, Ini Tantangan Terbesar Ekonomi Dunia
Merdeka.com - Profesor emeritus keuangan di Wharton School of the University of Pennsylvania, Jeremy Siegel mengatakan, Federal Reserve AS (The Fed) telah menaikkan suku bunga terlalu cepat, dan risiko resesi akan sangat tinggi jika terus melakukannya.
"Mereka seharusnya mulai memperketat jauh, jauh lebih awal. Tapi sekarang saya khawatir mereka menginjak rem terlalu keras," Ujar Jeremy, dikutip dari CNBC, Senin (10/10).
Jeremy menjelaskan bahwa dia adalah salah satu yang pertama memperingatkan kebijakan inflasi The Fed pada tahun 2020 dan 2021, tetapi rantainya telah berayun terlalu jauh ke arah lain. "Jika mereka tetap seketat yang mereka katakan, terus menaikkan suku bunga bahkan sampai awal tahun depan, risiko resesi sangat tinggi," kata dia.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Apa itu inflasi? Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu perekonomian selama periode tertentu.
-
Kenapa negara-negara takut dengan bunga pinjaman? Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
-
Apa dampak buruk dari tekanan finansial? Dampak buruk dari kelelahan ini adalah banyak warga Amerika menghindari atau mengabaikan penanganan masalah keuangan secara keseluruhan. Hampir 44 persen responden survei mengakui bahwa mereka akan mengabaikan masalah keuangan hingga menjadi krisis.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Apa dampak inflasi AS terhadap Bitcoin? Penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS) terhadap pasar Bitcoin menunjukkan tren kenaikan dan mendapat banyak atensi di kalangan investor. Berdasarkan data terbaru, harga Bitcoin (BTC) berhasil stabil di atas angka USD 65.000 dan sempat menyentuh USD 66.000 setelah mengalami volatilitas sepanjang pekan ini. Per hari ini, 18 Mei 2024 Bitcoin menyentuh harga USD 66.967.
Menurutnya suku bunga cukup tinggi sehingga dapat menurunkan inflasi hingga 2 persen, dan tingkat terminal, atau titik akhir, harus antara 3,75 persen dan 4 persen.
Pada bulan September, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar tiga perempat poin persentase ke kisaran 3 persen hingga 3,25 persen, tertinggi sejak awal 2008. Bank sentral juga mengisyaratkan bahwa tingkat terminal bisa setinggi sebesar 4,6 persen pada tahun 2023.
"Sebagian besar inflasi ada di belakang kita, dan kemudian ancaman terbesar adalah resesi, bukan inflasi, hari ini. Saya pikir itu terlalu, terlalu tinggi mengingat kelambatan kebijakan, itu benar-benar akan memaksa kontraksi," jelasnya.
Menurut data dari pelacak FedWatch CME Group dari taruhan berjangka dana Fed, kemungkinan kisaran target suku bunga akan mencapai 4,5 persen hingga 4,75 persen pada Februari tahun depan adalah di 58,3 persen.
"Pandangan saya sendiri adalah Anda harus menaikkan suku bunga. Jika inflasi 8 persen, Anda perlu menaikkan suku bunga jauh lebih tinggi," tambahnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini
Baca SelengkapnyaInflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .
Baca Selengkapnya