Bulog belum berencana tambah impor beras, ini alasannya
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan izin impor sebanyak 2 juta ton. Meskipun demikian Perum Bulog menyatakan belum akan menambah impor beras.
Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjelaskannya saat ini pihaknya tengah berupaya untuk menyerap beras masyarakat. Pihaknya tengah berupaya menahan agar tak perlu menambah impor.
"Kan sudah tidak ada impor lagi, itu impor yang lama sebelum saya menjadi Dirut itu sudah ada impor 1,8 juta ton tapi yang terealisasi 1,8 ton dulu," ungkapnya saat ditemui, di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Selasa (4/9).
-
Bagaimana Bulog menekan kenaikan harga beras? 'Disamping itu BULOG juga menggelontorkan beras operasi pasar tidak hanya ke retail, tidak hanya ke grosir tapi juga ke pasar-pasar. Dengan jumlah stok Cadangan Beras Pemerintah yang kita kuasai saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka berapapun permintaan pasar akan dipenuhi oleh BULOG' tambah Jokowi.
-
Bagaimana Bulog menjaga stok beras? Diketahui, untuk menjaga hal itu Bulog terus mendahulukan pengadaan gabah atau beras dalam negeri selama musim panen.
-
Bagaimana Bulog menjamin ketersediaan beras? “Tidak hanya memastikan seluruh gudang Bulog dipenuhi oleh stok, namun Bulog juga menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara offline maupun online dan melalui outlet-outlet binaan Perum Bulog seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada,“ katanya.
-
Kenapa Bulog impor beras? Selanjutnya menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari importasi.
-
Apa yang dilakukan BULOG untuk atasi gejolak harga beras? Kemudian Tomi juga mengemukakan pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras di tanah air melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).
-
Apa yang dilakukan Bulog untuk stabilkan harga beras? Dirinya memastikan bahwa manuver yang dilakukan pemerintah untuk stabilisasi harga beras di pasaran, telah menunjukan hasil yang cukup signifikan untuk menurunkan harga pangan.'Harga saat ini termasuk di Sumatera Utara pada tingkat grosir sudah mulai turun, dan untuk harga di tingkat retail beberapa sudah mulai mengalami penurunan atau setidaknya tidak terjadi penurunan namun sudah tidak ada kenaikan lagi. Dan keseimbangan harga ini betul-betul menjadi concern pemerintah untuk bisa berada di posisi yang lebih ideal lagi.', ungkapnya.
"Saya tidak mau datangkan dulu. Kita simpan di negara asal karena kita harus lihat progres panen kita. Kita tidak boleh menggangu produksi petani kita. Nah di kala nanti kita membutuhkan itu baru kita ambil," kata dja.
Dia menjelaskan izin yang dikeluarkan Pemerintah sebenarnya merupakan bentuk antisipasi, kalau-kalau terjadi kekurangan stok beras di dalam negeri. Sebagai pihak yang mendapat penugasan untuk melakukan impor, Perum Bulog akan mempertimbangkan urgensi impor beras berdasarkan perhitungan kebutuhan dan serapan beras dalam negeri.
"Gini kalau izin itu bisa saja diberikan untuk mengantisipasi umpana prediksi cuaca untuk tahun ini dimungkinkan ada masa paceklik yang luar biasa nah el nino dan segala macam. Boleh saja dikeluarkan izin impor sebanyak-banyaknya, tapi kan tidak harus direalisasikan sejumlah itu. Kita lihat kebutuhanya jadi kalau kita dapet izin 2 juta ton impor beras tapi yang cukup kita realisasikan 200 ribu ya kita realisasikan 200 ribu," ujar dia.
Karena itu, Mantan Kepala BNN ini menegaskan pihaknya belum berencana merealisasikan secara penuh izin impor yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan.
"Yang 2 (juta ton) ini belum. Itu baru wacana yang akan dimungkinkan di kala kita menghadapi sesuatu yang ke depan dimungkinkan ke depan disiapkan utuk impor 2 juta. Insya Allah tidak ada, ya karena sekarang kan saya masih berharap mudah mudahan betul-betul serapan beras masyarakat kita banyak," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirut Bulog belum mengambil keputusan apakah nantinya akan mengambil beras impor dari China.
Baca SelengkapnyaBudi merasa target impor beras sampai akhir tahun sebanyak 1,5 juta ton sulit terwujud.
Baca SelengkapnyaSonya mengatakan, Bulog belum mendapat arahan lebih lanjut dari kepemimpinan direktur utama yang baru yakni Wahyu Suparyono.
Baca SelengkapnyaBPN menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk beras cadangan pemerintah (CBP).
Baca SelengkapnyaBulog siap menerima tambahan kuota penugasan impor dari pemerintah untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) guna menstabilkan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaKebijakan Pemerintah untuk mengimpor beras melalui Perum Bulog semakin memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah.
Baca SelengkapnyaBulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca SelengkapnyaHarga beras terpantau terus mengalami kenaikan hingga pecahkan rekor. Harga beras medium kini Rp12.000 per kg. Dari semula Rp10.000 per kg.
Baca SelengkapnyaAtas situasi tersebut, Badan Pangan Nasional telah meminta Bulog untuk terus menerus melakukan optimalisasi serapan produksi dalam negeri selama 2 bulan ini.
Baca SelengkapnyaBayu menegaskan tidak ada alasan bansos pangan menyebabkan stok beras di ritel modern menjadi lebih sulit.
Baca SelengkapnyaBayu mengatakan, Bulog belum mendapat tugas apapun terkait program makan siang gratis Prabowo.
Baca Selengkapnya