Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bumbu Dapur Menjadi Buruan Masyarakat di Tengah Pandemi Corona

Bumbu Dapur Menjadi Buruan Masyarakat di Tengah Pandemi Corona bumbu dapur. ©www.boldsky.com

Merdeka.com - Ekonom Institute for Development of and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, bahwa bumbu dapur menjadi primadona selama masa pandemi Virus Corona atau Covid-19. Kemudian disusul oleh berbagai produk sektor farmasi yang juga laku dibeli masyarakat.

"Permintaan bumbu dapur di retail/pasar meningkat pesat selama pandemi ini. Basic needs (kebutuhan pokok) selanjutnya ialah produk farmasi," kata Bhima dalam sebuah diskusi online via Zoom, Sabtu (6/6).

Bima menjelaskan lonjakan permintaan akan bumbu dapur diakibatkan oleh kekhawatiran masyarakat akan kelangkaan bahan pangan selama pandemi. Selain itu, banyaknya usaha warung makan makan yang berhenti beroperasi juga turut mendorong permintaan akan bumbu dapur.

"Kemudian, orang juga banyak yang masak sendiri. Karena kekhawatiran warung tutup lama juga," imbuh dia.

Sementara itu, peningkatan akan berbagai produk farmasi lebih diakibatkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Kemudian intensnya pemberitaan akan penanganan covid-19 baik melalui media cetak dan elektronik juga berimbas pada peningkatan berbagai produk farmasi.

"Kan penjualan antiseptik sempat naik lebih dari 200 persen. Sehingga pandemi ini merubah model bisnis kita," tegas dia.

Permintaan Bawang Merah Naik

Permintaan masyarakat Ibu Kota bawang merah kian meningkat. Imbasnya di sejumlah pasar DKI Jakarta harga bumbu dapur favorit ini melonjak hingga Rp70 ribu per kilogram (Kg).

"Memang permintaan bawang merah lagi tinggi. Di pasar DKI sekarang bahkan di jual Rp70 ribu per kilogram," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri, saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (25/5/2020).

Sedangkan, merebaknya pandemi virus corona membuat harga masker semakin meroket. Para pedagang di sentra penjualan alat kesehatan Pasar Pramuka, Jakarta Timur, bahkan membanderol dengan harga Rp500 ribu per kotak isi 50 lembar. Kondisi ini dirasa semakin memberatkan para pembeli.

Ananta Roespriyadi, seorang pembeli, merasa kecewa mengetahui harga dibanderol para pedagang di luar ekspektasi. Kenaikan harga begitu memberatkan. Apalagi dirinya sudah menempuh jarak cukup jauh dari Kota Depok, Jawa Barat.

Kedatangannya ke Pasar Pramuka tidak membuahkan hasil. Pria 29 tahun itu merasa para pedagang menjual dengan harga terlalu mahal. Sedangkan di sekitar tempat tinggalnya sudah tidak ada lagi apotek hingga minimarket menjual masker.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024

Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024

Baca Selengkapnya
Tren Deflasi Berakhir, BPS Catat Terjadi Inflasi 1,71 Persen di Oktober 2024
Tren Deflasi Berakhir, BPS Catat Terjadi Inflasi 1,71 Persen di Oktober 2024

Inflasi pada Oktober 2024 mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024 hingga September 2024.

Baca Selengkapnya
Plt Sekjen Kemendagri Minta Pemda dengan IPH Tinggi Cermati Penyebab Kenaikan
Plt Sekjen Kemendagri Minta Pemda dengan IPH Tinggi Cermati Penyebab Kenaikan

Kenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatra terjadi di Kabupaten Aceh Besar dengan nilai perubahan IPH 0,97 persen.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Harga Beras hingga Cabai Rawit Meroket, Inflasi Oktober 2023 Tercatat 2,56 Persen
Gara-Gara Harga Beras hingga Cabai Rawit Meroket, Inflasi Oktober 2023 Tercatat 2,56 Persen

Angka inflasi ini lebih tinggi dari September 2023 sebesar 0,19 persen.

Baca Selengkapnya
Mendagri Tito Semeringah Sekarang Banyak Warga Hobi Habiskan Uang di Restoran dan Salon, Ini Alasannya
Mendagri Tito Semeringah Sekarang Banyak Warga Hobi Habiskan Uang di Restoran dan Salon, Ini Alasannya

Di bulan Juni 2024, banyak masyarakat hobi mengeluarkan uang untuk berbelanja di restoran hingga pergi ke salon.

Baca Selengkapnya
Dalam 5 Tahun Tiap Bulan Agustus Indonesia Selalu Alami Deflasi, Ternyata Ini Biang Keroknya
Dalam 5 Tahun Tiap Bulan Agustus Indonesia Selalu Alami Deflasi, Ternyata Ini Biang Keroknya

Deflasi rutin terjadi di Indonesia selama 5 tahun terakhir pada setiap bulan Agustus.

Baca Selengkapnya
Mendulang Untung dari Jualan Bawang Goreng, Ibu Asal Bojonegoro Ini Ungkap Jatuh Bangun Memulai Bisnis dari Nol
Mendulang Untung dari Jualan Bawang Goreng, Ibu Asal Bojonegoro Ini Ungkap Jatuh Bangun Memulai Bisnis dari Nol

Ia adalah pionir IKM bawang goreng di Kabupaten Bojonegoro

Baca Selengkapnya
FOTO: Jelang Natal dan Tahun Baru 2024, Harga Bahan Kebutuhan Pokok di Pasar Tradisional Jakarta Melonjak
FOTO: Jelang Natal dan Tahun Baru 2024, Harga Bahan Kebutuhan Pokok di Pasar Tradisional Jakarta Melonjak

Bapanas mencatat, harga sejumlah bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru kian melonjak.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini

Banyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.

Baca Selengkapnya
Waduh, 3 Komoditas Penyumbang Inflasi Justru Tak Disukai Petani
Waduh, 3 Komoditas Penyumbang Inflasi Justru Tak Disukai Petani

Inflasi November 2023 naik akibat lonjakan berbagai harga pangan, salah satunya cabai.

Baca Selengkapnya
BPS: 32 Provinsi Alami Deflasi Terdalam Sejak November 2024
BPS: 32 Provinsi Alami Deflasi Terdalam Sejak November 2024

Kategori makanan, minuman dan tembakau, jadi kelompok menjadi penyumbang deflasi 4 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Daya Beli Masyarakat Anjlok, Produsen Makanan Minta Pemerintah Kembali Salurkan BLT
Daya Beli Masyarakat Anjlok, Produsen Makanan Minta Pemerintah Kembali Salurkan BLT

BPS mencatat jumlah kelas menengah pada tahun 2019 mencapai 57,33 juta orang.

Baca Selengkapnya