Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Butuh Dana USD 3,7 Triliun untuk Bantu Negara Berkembang Kesulitan Ekonomi

Butuh Dana USD 3,7 Triliun untuk Bantu Negara Berkembang Kesulitan Ekonomi suharso monoarfa naik private jet. ©2020 Merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa dunia membutuhkan dana USD 3,7 triliun untuk membantu negara berkembang tengah mengalami kesulitan ekonomi. Dana tersebut diperlukan untuk mencapai agenda pembangunan berkelanjutan 2030.

Suharso pun mengajak negara-negara yang tergabung dalam G20 saling bekerjasama demi mencapai agenda yang telah disepakati.

"Hanya dengan mengalihkan 3,7 persen dari USD 100 triliun total aset investor institusional yang tersedia di tingkat global, kita dapat menutup kebutuhan pembiayaan kita," ujar Suharso dalam membuka sidang Development Ministerial Meeting (DMM) G20 di Belitung, Kamis (8/9).

Orang lain juga bertanya?

Di hadapan para delegasi, Suharso menuturkan, negara G20 harus menyadari bahwa banyak negara berkembang yang tidak memiliki sumber dana yang cukup untuk meningkatkan upaya mencapai agenda 2030. Agenda 2030 yaitu pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang disepakati oleh negara-negara G20.

Menurutnya, perlambatan ekonom serta dampak jangka panjang Covid-19 mengharuskan negara-negara untuk memobilisasi pembiayaan tambahan dari sumber-sumber inovatif.

Usung Isu Blended Finance

Dia mengingatkan kembali, kerangka pembiayaan pembangunan berkelanjutan G20 yang telah disepakati saat Presidensi Saudi Arabia 2020, tidak lain untuk meningkatkan komitmen politik mengenai isu pembiayaan pembangunan.

"Dari sinilah, Presidensi G20 Indonesia mengusung isu blended finance (dana campuran) sebagai mekanisme pembiayaan inovatif untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan SDGs," ungkapnya.

Suharso juga menyampaikan, pengusungan blended finance dilakukan dengan merumuskan prinsip-prinsip yang merefleksikan perspektif dan konteks penerima, yaitu negara berkembang, LDCs (least development countries) dan SIDS (small island developing state).

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Di ISF 2024, Menko Luhut Ungkap GBFA Bakal Jadi Kunci Atasi Dampak Perubahan Iklim
Di ISF 2024, Menko Luhut Ungkap GBFA Bakal Jadi Kunci Atasi Dampak Perubahan Iklim

Luhut meyakini Aliansi Keuangan Campuran Global atau Global Blended Finance Alliance (GBFA) bisa menjawab kebutuhan dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
Kepala BPIP Harap Indonesia Jadi Pelopor Pembangunan Berkelanjutan di Forum Dunia
Kepala BPIP Harap Indonesia Jadi Pelopor Pembangunan Berkelanjutan di Forum Dunia

Kepala BPIP berharap, forum tersebut memiliki manfaat besar bagi Indonesia dan dunia dalam pembanguna berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Menteri KKP Ajak Dunia Dukung Pengelolaan Perairan Berkelanjutan
Menteri KKP Ajak Dunia Dukung Pengelolaan Perairan Berkelanjutan

Kesenjangan pendanaan menjadi salah satu persoalan mencapai pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan (SDGs 14).

Baca Selengkapnya
Siap-Siap Orang Kaya Bakal Kena Pajak Baru, Tarifnya 2 Persen
Siap-Siap Orang Kaya Bakal Kena Pajak Baru, Tarifnya 2 Persen

OECD berencana mengeluarkan kebijakan pengenaan pajak kepada orang terkaya atau miliarder yang tarifnya 2 persen.

Baca Selengkapnya
KTT G20 Brasil, Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Transisi Energi
KTT G20 Brasil, Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Transisi Energi

Prabowo menekankan pentingnya tindakan kolektif dari anggota G20 untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
Sambangi PBB, Pimpinan BKSAP DPR Ingatkan Dana Perubahan Iklim 100 Miliar Dolar AS Wajib Ditepati
Sambangi PBB, Pimpinan BKSAP DPR Ingatkan Dana Perubahan Iklim 100 Miliar Dolar AS Wajib Ditepati

Pimpinan BKSAP DPR memaparkan isu Pembangunan Berkelanjutan saat menghadiri Inter-Parliamentary Union (IPU) Parliamentary Forum at The United Nation.

Baca Selengkapnya
KTT G20 Brasil, Prabowo Desak Gencatan Senjata di Ukraina dan Gaza Segera Dilakukan
KTT G20 Brasil, Prabowo Desak Gencatan Senjata di Ukraina dan Gaza Segera Dilakukan

Prabowo mengatakan bahwa permasalahan ekonomi tak dapat dipisahkan dari urusan geopolitik, termasuk konflik yang sedang berlangsung.

Baca Selengkapnya
Momen Akrab Prabowo dan Erdogan di KTT G20 Brasil, Tangannya Sampai Digenggam Erat
Momen Akrab Prabowo dan Erdogan di KTT G20 Brasil, Tangannya Sampai Digenggam Erat

Prabowo terlihat duduk di samping Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan.

Baca Selengkapnya
Prabowo Bicara Program Makan Siang Bergizi ke Pimpinan Negara G20 di Brasil
Prabowo Bicara Program Makan Siang Bergizi ke Pimpinan Negara G20 di Brasil

"Kelaparan dan kemiskinan merupakan masalah nyata bagi kami setiap hari," kata Prabowo.

Baca Selengkapnya
Negara Berkembang Butuh Rp15.152 Triliun untuk Transisi Energi Bersih, Uangnya dari Mana?
Negara Berkembang Butuh Rp15.152 Triliun untuk Transisi Energi Bersih, Uangnya dari Mana?

Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
Tak Bisa Sendiri, Negara ASEAN Perlu Kerja Sama Ciptakan Kemakmuran
Tak Bisa Sendiri, Negara ASEAN Perlu Kerja Sama Ciptakan Kemakmuran

Pentingnya kerja sama di antara negara-negara ASEAN untuk menciptakan kemakmuran bersama.

Baca Selengkapnya
Prabowo Bakal Dorong Perdamaian Dunia di Forum KTT G20 Brasil
Prabowo Bakal Dorong Perdamaian Dunia di Forum KTT G20 Brasil

Prabowo didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan putranya Aditya Hediprasetyo.

Baca Selengkapnya