Butuh Kerja Keras Pemerintah Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di 2021
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,5 persen hingga 5,5 persen di tahun 2021.
Menurut Ekonom Yanuar Rizky, butuh kerja keras pemerintah untuk mencapai target tersebut. Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di atas 4 persen di Indonesia dari historis hanya bisa dicapai saat inflasi juga di atas 4 persen.
"Jadi, faktornya adalah uang beredar meningkat dari sisi agregat demand konsumsi yang diatasi dari impor, baik impor bahan baku dan atau barang konsumsi. Itu juga berarti ada peningkatan daya beli di sisi demand," jelasnya saat dihubungi, Minggu (28/2).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
Jika melihat kondisi saat itu, dia mengungkapkan, maka konsumsi naik dan orang tak kehilangan pekerjaan. Sementara pandemi ini kendala terbesarnya, sisi produksi terkena dampak lantaran demand turun akibat global lockdown.
"Kondisi itu juga menyebabkan PHK, yang menurunkan daya beli. Jadi, kalau ingin instan ke 5,5 persen tanpa memperbaiki sisi daya beli yang dalam tekanan maka sisi suplai juga masih tertekan. Terlalu ambisius kalau ke 5,5 persen," ujarnya.
Yanuar meminta pemerintah tidak terlalu muluk dalam menerawang kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pemerintah harus memiliki strategi agar dapat mencapai 5,5 persen.
"Jangan kebanyakan halusinasi yang muluk-muluk. Kalau mau itu hidupkan intermediasi kelompok menengah perkotaan ke investasi pertanian melalui trustee fund pemerintah. Sehingga, ada belanja investasi masyarakat kota dengan budaya investasi lokal, di basis terbesar tenaga kerja kita di sektor pertanian, yang petaninya gurem," tutupnya.
Tetap Optimis
Sebelumnya, Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kokok Dirgantoro mengaku senang mendengar pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,5-5,5 persen.
"Kita tentu senang dengan optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi yang disampaikan oleh Menko Perekonomian Pak Airlangga Hartarto. Agar optimisme itu memiliki dasar yang kuat. Strategi dan road map untuk mencapai pertumbuhan 4,5 -5,5 persen itu apa dan bagaimana?" Tanya Kokok ketika dihubungi media.
Menurut Kokok, Airlangga perlu menyampaikan kepada publik strategi dan roadmap pertumbuhan ekonomi tersebut secara detail.
"Semua pihak termasuk pengusaha tentu berharap pertumbuhan 4,5-5,5 persen itu terwujud. Artinya banyak lapangan kerja yang kembali dibuka, konsumsi kembali menggeliat. Tapi Pak Airlangga harus sampaikan secara terbuka strategi dan road mapnya sehingga publik bisa menilai bahwa pernyataan itu realistis bukan angin surga belaka," tegas Kokok
"Optimisme itu bagus, tapi di sisi lain bisa menimbulkan spekulasi yang akhirnya membawa dunia usaha keliru mengambil keputusan. Kita minta Pak Airlangga untuk menjelaskan lebih detail rencana pemulihan ekonomi nasional," pungkas Kokok.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja APBN, yang secara tren bakal meroket di kuartal IV.
Baca SelengkapnyaMacetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaPersiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaSalah satu syarat agar Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi yaitu pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 6-7 persen.
Baca SelengkapnyaDPR dan Pemerintah sepakat menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 di angka 5,6 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.
Baca SelengkapnyaKonsumsi rumah tangga sendiri merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaTarget 8 persen baru bisa terwujud selama Prabowo menjabat sebagai presiden 5 tahun.
Baca SelengkapnyaPemerintah sudah membuat desain besar di berbagai sektor untuk hilirisasi.
Baca Selengkapnya