Capai Target, Pemerintah Catat 10 Juta UMKM Telah Go Digital
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan sudah ada 16 persen pelaku usaha UMKM yang terhubung dengan platform digital. Setidaknya sudah ada 10,25 juta pelaku usaha yang kini melapak di pasar digital.
"Saat ini sudah 16 persen atau 10,25 juta pelaku usaha UMKM yang sudah terhubung ke ekosistem digital," kata Menteri Teten dalam Dialog Covid-19 bertajuk Protokol Kesehatan di UMKM di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (26/10).
Menteri Teten menyebut pencapaian tersebut sudah melebihi yang ditargetkan pemerintah. Semula pemerintah menargetkan 10 juta UMKM di akhir tahun sudah terhubung dengan ekosistem digital.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM agar bisa bersaing di platform digital? 'Kami mengajak agar toko-toko fisik berjualan secara daring karena perdagangan digital tidak mungkin dihindari. Untuk itu, perlu diatur. Kemendag terus melatih para pedagang pasar dan UMKM serta mempertemukan dengan platform digital. Platform digital juga akan memberikan pelatihan, misalnya cara pengemasan. Di sisi lain, platform digital akan mendapat banyak pelanggan sehingga keduanya saling menguntungkan,'
-
Siapa yang mendukung UMKM go digital? Pemerintah berkolaborasi dengan UMKM dan e-commerce untuk menjalankan program, antara lain Gerakan Bangga Buatan Indonesia, ASEAN Online Sale Day, dan Hari Belanja Online Nasional.
-
Siapa yang ajak UMKM go digital? Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
-
Apa manfaat UMKM go digital? Sekitar 80 persen UMKM yang terhubung ke sistem digital memiliki daya tahan lebih baik.
-
Bagaimana BRI ukur digitalisasi UMKM? Penelitian ini dirancang untuk mengukur tingkat digitalisasi UMKM dengan menggunakan tujuh indikator seperti; Infrastruktur Digital, Kepemilikan Alat, Pengetahuan Digital, Pemanfaatan Layanan Digital, Kepercayaan terhadap Layanan Digital, Kesesuaian Antara Kebutuhan dengan Isi Layanan Digital, dan Kepuasan serta Pemahaman terhadap Regulasi.
-
Bagaimana digitalisasi membantu UMKM naik kelas? Di tangan berinsting bisnis, digitalisasi telah mengubah cara meraup cuan. Tanpa harus punya toko fisik, semua bisa jadi penjual online. Asal punya gawai, ada akses internet, dan bubble wrap untuk pembungkus, transaksi jual beli barang atau jasa bisa berjalan. Uang masuk ke dalam kantong hanya dari sentuhan tangan.
Namun, meski sudah mencapai target sebelum akhir tahun, Menteri Teten ingin digitalisasi UMKM ini terus berlangsung sampai tahun depan. "Ini memang sudah terlampaui tapi kita akan tetap melakukannya dan bahkan lebih gencar lagi," kata Menteri Teten.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan digitalisasi merupakan bagian penting dari program transformasi UMKM dan koperasi. Hal ini juga merespon pola konsumsi masyarakat yang sudah berubah akibat pandemi Covid-19.
Saat ini konsumen lebih memilih berbelanja online karena dianggap lebih mengurangi resiko penularan virus. Tren baru ini akan menjadi kebiasaan masyarakat hingga di masa depan.
Menteri Teten mengatakan dengan digitalisasi UMKM yang dilakukan saat ini bisa membuat ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Perputaran ekonomi yang terjadi tahun ini diperkirakan nilainya mencapai Rp18 triliun.
"Ini saya kira sangat besar dan ini sedang diantisipasi agar market kita ini jangan diambil alih oleh produk asing," kata Menteri Teten.
Tiga Masalah Utama Pelaku UMKM di Pasar Digital
Menteri Teten mengatakan optimisme ini juga terbangun karena hampir semua wilayah kepulauan di Indonesia sudah terjangkau oleh perdagangan digital. Hanya saja, masih ada 3 permasalahan besar pelaku UMKM yang masuk ekosistem digital.
Pertama, pelaku UMKM masih terganjal kapasitas produksi barang. Banyak UMKM yang gagal di pasar daring ini karena tidak mampu memenuhi permintaan pasar digital.
"Kalau ke market digital harus siap melayani permintaan besar. Nah banyak UMKM yang gagal karena tidak bisa merespon karena modal mereka terbatas," ungkap Menteri Teten.
Kedua, secara kualitas daya tahan pelaku usaha UMKM. Sebab di pasar pasar digital ini mereka harus juga bersaing dengan perusahaan besar yang karena pandemi ini juga melapak di platform digital.
Ketiga, edukasi literasi pelaku usaha yang masih dianggap kurang. Tidak sedikit kata Teten, pelaku usaha UMKM ini yang SDM-nya masih rendah.
Selain itu, waktu mereka juga habis digunakan untuk produksi barang. Sehingga kurang maksimal dalam menjalani bisnis di platform digitalnya.
"Memang pelaku UMKM ini biasanya habis tenaga buat produksi barang dan jadi kurang maksimal saat berjualan onlinenya," kata Menteri Teten.
Untuk mengatasi ini, solusi yang ditawarkan dengan menggunakan jasa pihak ketiga (reseller) dari kalangan anak muda. Generasi muda ini dianggap sebagai pedagang online yang cocok untuk memasarkan produk lewat platform digital atau media sosial.
"Mereka ini bisa membidik market di pasar digital. Ini bagus kita kembangkan, buat mahasiswa yang perlu biaya tambahan sekaligus bantu UMKM di online," kata Menteri Teten mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah terus mendorong agar UMKM lokal bisa merambah pasar digital.
Baca SelengkapnyaUMKM masih menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaTeten mengatakan, industrialisasi yang harus berbasis keunggulan domestik sehingga punya potensi untuk maju dan berkembang.
Baca SelengkapnyaUMKM diharapkan dapat berkiprah di pasar digital walaupun hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia kembali mempertegas target untuk mencapai digitalisasi 30 juta pelaku UMKM pada 2024.
Baca SelengkapnyaTidak hanya PaDi UMKM, Leap Telkom Digital juga memayungi produk dan layanan digital lainnya yang bisa dilihat di sini https://leap.digitalbisa.id/#products.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan program nasional tersebut dapat tercapai apabila seluruh pihak bekerja sama demi kepentingan kemajuan UMKM.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan ajang PaDi UMKM Expo 2024 sedikit berbeda yang sebelumnya
Baca SelengkapnyaNilai transaksi uang elektronik meningkat 39,28 persen
Baca SelengkapnyaPadahal sudah ada 87 persen pelaku UMKM telah terlibat dalam e-katalog.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan juga menargetkan belanja online melalui e-commerce yang saat ini baru menyumbang 4 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya