Cara Warung Upnormal Bertahan Hadapi Persaingan Bisnis Kuliner
Merdeka.com - Potensi bisnis kuliner yang besar membuat banyak orang tertarik untuk membuka usaha di bidang ini. Potensi itu pada akhirnya menimbulkan kompetitif atau persaingan antara satu dan lainnya.
Tak heran banyak perusahaan besar dan perorangan di bidang kuliner berlomba untuk merebut pasarnya masing-masing. Berbagai cara dilakukan. Mulai dari mengedepankan produk, hingga menyajikan tempat aman dan nyaman melebihi pelayanan yang diberikan tempat lainnya.
Founder Upnormal, Sarita Sutedja mengakui peta persaingan bisnis di bidang kuliner saat ini memang cukup luar biasa. Sebab, secara potensi industri ini tumbuh pesat dan sangat potensial.
-
Kuliner kekinian apa saja yang jadi peluang usaha menjanjikan di Sumut? Ada beberapa kuliner kekinian yang bisa jadi peluang usaha menjanjikan. Banyak orang ragu saat ingin menjalankan bisnis kuliner karena tidak memiliki modal yang cukup. Padahal, memulai bisnis tidak melulu harus memiliki modal yang besar.
-
Kenapa bisnis kuliner prospektif? Peluang menjanjikan dengan pertumbuhan industri kuliner 10,79% hingga 2025!
-
Kenapa usaha kuliner 2023 di Sumut menguntungkan? Seperti yang sudah diketahui, minuman atau makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk itu, membuka usaha kuliner juga menjadi salah satu jenis usaha yang sangat menguntungkan.
-
Siapa yang bisa sukses di bisnis kuliner? Kamu bisa melihat kesuksesan bisnis makanan dan hantaran dari Mamadis Kitchen misalnya. Dia berhasil mengembangkan brand-nya dan mencuri perhatian pencinta kuliner, berkat kemauannya mempromosikan produknya lewat media sosial.
-
Siapa yang tertarik membuka usaha makanan? Banyak di antaranya, menu yang tersaji cukup unik dan menarik. Usaha ini tepat menjadi pilihan bagi Anda yang cukup pemula.
-
Kenapa usaha makanan menggiurkan? Membuka usaha makanan merupakan ide bisnis yang memang bisa dicoba. Sebab, usaha makanan rasanya cukup menggiurkan untuk dilakukan.
"Kalau dibilang tumbuh dan berkembang luar biasa ya kayaknya saya tak perlu sebutin. Kalau di lihat datanya potensi besar banget," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, di Upnormal Coffe Roasters, Jalan Cihampelas, Bandung, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, persaingan bisnis sebetulnya tidak hanya terjadi di industri kuliner saja. Secara garis besar, persaingan juga terjadi di beberapa sektor lain seperti bidang transportasi, dan juga penginapan.
Agar tidak kalah saing, maka dibutuhkan cara-cara lain untuk tetap bertahan di tengah ketatnya industri kuliner saat ini. Inovasi, kecepatan dan informasi menjadi kunci bagaimana bisa bersaing di sektor ini.
"Kalau bicara persaingan yang pasti yang sekarang itu yang unggul itu yang cepat. Kalau kita liat siapa yang tahu informasi lebih dulu, siapa yang bisa implementasi karena tau informasi dia yang menang," kata dia.
Menyasar Generasi Z
Sarita menyebut, persaingan industri kuliner saat ini tidak lagi melihat siapa yang mampu membuat produk itu menjadi enak. Bahkan, tidak juga bicara siapa yang mampu memberikan service pelayanan yang bagus bagi konsumen. Melainkan siapa yang bisa mengimplementasikan lebih cepat.
Dia menyarankan, pada saat sekarang ini yang paling penting adalah terus berpikir membuat rencana kerja ke depan. Bagaimana caranya kata dia, tetap relevan di masing-masing target pasar.
Untuk itu, guna menghadapi persaingan Upnormal terus bergerak dan melakukan ekspansi mencari sesuatu hal baru. Upnormal ke depan juga tidak lagi membidik generasi milenial sebagai target pasar, namun juga akan masuk ke generasi z.
"Jadi kita harus kita petani dulu mana yang harus digarap kalau sudah tau yang mana baru kita petani lagi kira-kira kita komunikasinya seperti apa. Updet seperti apa, kemudian kalau mau launching produk harus yang kayak gimana kan," jelas dia.
Di samping itu, Upnormal juga terus bergerak dalam melahirkan inovasi baru di menunya. Es kopi susu atau biasa disebut 'Eko' kini menjadi wajah baru di Warung Upnormal. Eko sendiri saat ini memiliki varian rasa lain tidak seperti kopi susu pada umumnya.
"Jadi betul-betul si eko ini bisa dilebarin lagi lah orang yang tidak suka es kopi susu di sini bisa dapet pilihan lain tetep es kopi susu tapi ada toppingnya lah. Jadi si eko itu ada yang pake keju, coklat, ada yang pake biskuit," kata dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dukungan yang diberikan pemerintah kepada franchise lokal hanya pada tahap akhir, seperti pameran.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), industri ini mencatatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 10-15% per tahun sejak 2019.
Baca SelengkapnyaPandemi Covid-19 menjadi pukulan telak bagi banyak pebisnis, termasuk bagi Komang Ari Widianti.
Baca SelengkapnyaPeran UMKM sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha.
Baca Selengkapnya"Satu kilo benih saja bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah,"
Baca SelengkapnyaDari sudut pandang bisnis, ongkos produksi udang di Indonesia masih cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaManisnya kesuksesan Rizal tidak didapat secara instan.
Baca Selengkapnya“Untuk yang ingin memiliki usaha, intinya mulai saja. Karena usaha itu tidak perlu banyak teori"
Baca SelengkapnyaIde nama usaha cemilan lucu ini bisa jadi referensi. Nama usaha dapat memengaruhi citra dan daya tarik bisnis.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPopularitas produk Pisang Bu Nanik, membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Baca SelengkapnyaPandai memanfaatkan peluang menjadi salah satu kunci penting bagi keberhasilan suatu usaha.
Baca Selengkapnya