Raup kredit Rp 486 T, BCA catat laba bersih 2017 tumbuh 13 persen menjadi Rp 23,3 T
Merdeka.com - PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mencatat laba bersih 2017 mencapai Rp 23,3 triliun, tumbuh 13,1 persen dibandingkan Rp 20,6 triliun pada tahun sebelumnya. Capaian laba ini, salah satunya ditopang oleh kinerja kredit yang meningkat 12,4 persen, menjadi Rp 468 triliun yang ditopang oleh pertumbuhan di seluruh segmen.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan kredit korporasi perseroan tumbuh 14,5 persen menjadi Rp 177,3 triliun pada akhir 2017. Kredit konsumer tumbuh 12,1 persen menjadi Rp 122,8 triliun.
Pada portofolio kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) meningkat 14,2 persen menjadi Rp 73,0 triliun dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 10,0 persen menjadi Rp 38,3 triliun pada 2017.
-
Siapa pemilik saham terbesar BCA? Tidak berhenti di situ, kedua bersaudara ini merambah bisnis properti.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
-
Kapan BRI mencapai puncak kredit restrukturisasi? Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto menjelaskan secara akumulatif kredit BRI yang direstrukturisasi karena pandemi tertinggi mencapai 30% dari total portofolio kredit, yang puncaknya terjadi sekitar September 2020 dengan nilai lebih dari Rp250 triliun.
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Apa target pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy.
Periode yang sama, outstanding kartu kredit meningkat 6,9 persen menjadi Rp 11,5 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,3 persen menjadi Rp 167,5 triliun.
Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA terjaga pada level yang relatif rendah yaitu 1,5 persen pada akhir 2017. Total cadangan kredit yang telah dibentuk tercatat sebesar Rp 14,6 triliun, meningkat 5,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 190,726," jelas Jahja di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (8/3).
Jahja menambahkan pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya tumbuh 6,0 persen menjadi Rp 57,0 triliun. Pendapatan bunga bersih BCA meningkat 4,1 persen menjadi Rp 41,8 triliun sedangkan pendapatan operasional lainnya tumbuh 11,5 persen menjadi Rp 15,1 triliun tahun lalu.
Pencapaian tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga, terutama pada dana giro dan tabungan.
"Profitabilitas BCA juga didukung oleh berbagai program efisiensi serta pembentukan cadangan kredit bermasalah yang lebih rendah sejalan dengan kualitas kredit yang tetap terjaga" ujarnya.
Sementara itu, BCA mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang sehat. Rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) tercatat sebesar 78,2 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 23,196.
"Pengembangan layanan payment settlement merupakan langkah strategis yang berperan dalam memperkokoh pendanaan BCA terutama dari dana giro dan tabungan (Current Account and Savings Accounts CASA)," jelas Jahja.
Pada akhir 2017, BCA meraup dana pihak ketiga mencapai Rp 581,1 triliun, meningkat 9,6 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 530,1 triliun. Dana CASA berkontribusi 76,3 persen dari total dana pihak ketiga BCA dan tercatat sebesar Rp 443,7 triliun pada akhir 2017.
Di dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 9,796 persen menjadi Rp 151,3 triliun dan dana tabungan naik 8,2 persen menjadi Rp 292,4 triliun.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam waktu 3 bulan, BCA sudah meraup keuntungan Rp12,9 triliun di awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaPT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp24,2 triliun di semester I-2023. Capaian laba ini meningkat sebesar 34,0 persen secara year on year.
Baca SelengkapnyaJahja menyebut, torehan laba BCA ditopang oleh peningkatan total kredit yang tumbuh sebesar 14,5 persen secara tahunan (YoY).
Baca SelengkapnyaKredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) Bank BCA naik 5 persen yoy menyentuh Rp1.125 triliun.
Baca SelengkapnyaPendapatan laba perseroan juga ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang positif.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPada kuartal II-2024 BRI Grup berhasil cetak laba bersih Rp29,9 triliun.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca Selengkapnya